Liputan6.com, California - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membagi pengalaman terkait cara Indonesia dalam menangani dan memberantas aksi terorisme dan ekstrimisme di hadapan forum US-ASEAN Summit di di Sunnyland, California, Amerika Serikat.
Presiden Jokowi dalam salah satu sesi Retreat II pada Selasa pagi waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Jakarta, mencontohkan aksi teror dalam bentuk ancaman bom di Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Ia mengingatkan pentingnya kerja sama dalam 3 hal, yakni mempromosikan toleransi, memberantas terorisme dan ekstrimisme, serta mengatasi akar masalah dan menciptakan suasana kondusif terhadap terorisme.
Advertisement
"Kombinasi penggunaan hard power dan soft power dibutuhkan dalam mengatasi ekstrimisme," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/2/2016).
Baca Juga
Ia menambahkan, terkait pendekatan hard power, Indonesia sedang mengkaji ulang Undang-undang Anti-Terorisme. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat payung hukum dalam menghadapi terorisme.
"Penguatan legislasi ini, tentunya dilakukan dengan mempertimbangkan penghormatan terhadap hak asasi manusia," ucap Jokowi.
Pada waktu yang bersamaan, lanjut Presiden, pendekatan soft power juga diperkuat. Caranya dengan melakukan pendekatan agama dan kebudayaan, melibatkan masyarakat, melibatkan organisasi masyarakat dan keagamaan.
Menurut Kepala Negara, diversifikasi pendekatan deradikalisasi dan kontra radikalisasi juga dilakukan melalui program rehabilitasi narapidana teroris serta program penerimaan kembali (reintegrasi) di masyarakat.