Liputan6.com, Nairobi - Badan Ujian Nasional Kenya dibubarkan karena ditemukannya penyimpangan dalam ujian sekolah menengah tahun 2015 lalu. Alhasil, 5.000 hasil ujian dibatalkan.
Wartawan BBC di Ibu Kota Nairobi, Ruth Nesoba, melaporkan soal ujian tersebut disebar lewat WhatsApp sebelum ujian berlangsung. Kini, banyak warga Kenya yang mempertanyakan kredibilitas dari hasil ujian itu.
Baca Juga
Baca Juga
Sejauh ini, Kepala Badan Ujian Nasional Kenya Dr Joseph Kivilu dan delapan pejabat lainnya sudah diperintahkan untuk memberi keterangan kepada polisi.
Advertisement
Koran The Nation dalam edisi Oktober 2015 sudah melaporkan bahwa soal ujian dijual senilai 1.000 shilling Kenya atau sekitar Rp 133.000. Namun, hal itu dibantah oleh Dr Kivilu. "Laporan itu tidak benar," kata dia.
Kivilu kemudian mendesak para murid untuk tidak mempercayai soal yang tersebar lewat WhatsApp, dan tetap melaksanakan ujian yang menurutnya tetap kredibel. Namun, ketika hasilnya diumumkan awal Maret ini, Menteri Pendidikan Fred Matiang'i mengumumkan 5.000 hasil ujian dibatalkan dan siswa pun gagal lulus.
"Terdapat peningkatan kecurangan dalam ujian sebesar 70 persen dibanding tahun 2014 lalu," jelas Fred Matiang'i Kepada stasiun radio Capital FM Kenya yang dikutip dari BBC, Sabtu (26/3/2016).