Liputan6.com, Barcelona - Negara Spanyol memiliki tradisi ketenagakerjaan yang unik. Para pekerja di sana diberikan waktu istirahat siang selama tiga jam, dikenal dengan siesta, pada hari-hari kerja. Namun demikian, akan ada perubahan besar.
Baca Juga
Dikutip dari Daily Mail, Selasa (5/4/2016), pemerintah akan meniadakan siesta dalam rangka memaksa tenaga kerja negeri matador itu menjawab tantangan Abad ke-21. Untuk meningkatkan produktivitas.
Sang Perdana Menteri mengatakan akan menetapkan hari kerja berakhir pada pukul 18.00 sore dengan meniadakan aturan tradisional istirahat 3 jam tersebut.
Advertisement
Sekarang ini, para pekerja memulai tugas pada pukul 09.00 pagi dan berada di kantor hingga sekitar pukul 20.00 malam -- di selingi siesta pada pertengahan hari.
Mariano Rajoy, pimpinan koalisi pemerintahan, menginginkan agar jam kerja di sana sepadan dengan seluruh Eropa.
Kepada sidang partai, ia mengaku sedang mencari kesepakatan lintas partai dan menggalang dukungan dari serikat-serikat pekerja dan pelaku usaha.
"Saya akan mencari konsensus untuk memastikan hari kerja berakhir pada pukul 18.00," kata dia.
Namun demikian, hal tersebut dipandang sebagai upaya menarik dukungan sebelum pemilu bulan Juni nanti. Banyak pihak nyaman dengan sistem yang ada sekarang, walaupun dengan jam kerja yang lebih panjang.
Siesta biasanya populer di wilayah-wilayah beriklim panas dan memungkinkan orang untuk tidur ketika sinar matahari sedang terik-teriknya.
Menurut harian Independent, ada suatu laporan dari komisi parlementer Spanyol yang menelaah masalah ini tiga tahun lalu, demikian, “Kita memerlukan jam kerja yang lebih luwes, memotong istirahat makan siang, mengurangi rapat bisnis melalui penetapan batas waktu rapat, dan melaksanakan serta menuntut ketepatan waktu.”
Laporan komisi itu menengarai bahwa pengurangan lamanya siesta dapat meningkatkan mutu kehidupan di Spanyol dan bahkan mengurangi ambruknya ikatan pernikahan.