Korut Tangkap 2 Pembunuh Bayaran yang Akan Habisi Kim Jong-un?

Mereka ditangkap saat diduga akan menyerang Kim Jong-un di Hoeryong, yang terletak di utara Provinsi Hamgyong.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 08 Apr 2016, 12:15 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2016, 12:15 WIB
Pemimpin Korut, Kim Jong-un
Pemimpin Korut, Kim Jong-un

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menahan 2 pria dengan sangkaan serius. Mereka diduga sebagai pembunuh bayaran yang disewa untuk menghilangkan nyawa Kim Jong-un.

Dua orang itu ditangkap di dekat perbatasan Korut dengan Tiongkok, di dekat Sungai Tumen.

Mereka ditangkap saat diduga menyiapkan serangan ke Kim Jong-un yang saat itu tengah berada di kota Hoeryong, di utara Provinsi Hamgyong. Laporan itu didapat dari sumber kepada Radio Free Asia, pada Kamis 7 April 2016.

Sementara itu, dilansir dari UPI, Jumat (8/4/2016)  sumber di Korut membeberkan kepada kantor berita Jepang, Asia Press bahwa ia mendengar 'teroris' itu belum sempat menyeberang Sungai Tumen yang memisahkan Korut dan Tiongkok, saat dibekuk oleh penjaga.

 

Sumber itu mengatakan, dua terduga pembunuh bayaran itu kini tengah dipindahkan ke Departemen Keamanan Negara.

Penjaga perbatasan yang menangkap mereka mendapat hadiah dari Kim Jong-un termasuk di antaranya diangkat menjadi anggota Partai Pekerja, partai penguasa di negara yang paling menutup diri di muka Bumi itu.

Salah satu pria terduga pembunuh bayaran disebut sebagai pembelot Korut yang tinggal di Korsel. Sementara, pria satu lagi adalah WN China.

Namun, menurut pendiri Asia Press, wartawan Jepang Jiro Ishimaru, penangkapan itu rumor semata yang sengaja dibuat oleh Korut  agar mendapatkan dukungan dari rakyatnya menjelang kongres Partai Pekerja pada bulan Mei mendatang.

Kongres itu akan digelar pertama kalinya setelah 30 tahun vakum.

Ishimaru mengatakan, Korut kini tengah memperketat keamanan selama acara besar itu berlangsung. Pyongyang sengaja menebar rumor untuk membuat rakyatnya takut.

Sebuah survei terbaru dari ahli Korut mengindikasikan, stabilitas politik rezim Kim Jong-un anjlok dibanding saat Korea Utara dipimpin ayahnya, Kim Jong-il.

Para analis Korut mengatakan, 60 persen dukungan Kim Jong-un datang dari elite partai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya