Liputan6.com, Tokyo - Pada Sabtu 16 April 2016, petugas penyelamat di Jepang menyisir puing-puing bangunan yang rubuh akibat gempa 7 Skala Richter yang mengguncang Pulau Kyushu, di wilayah yang sebelumnya sudah diguncang lindu 6,2 SR.
Mereka harus berpacu dengan waktu, agar sempat menyelamatkan korban yang masih bernyawa, yang terjebak di antara reruntuhan.
Badan Penanggulangan Bencana Prefektur Kumamoto mengatakan, korban jiwa akibat gempa bertambang menjadi setidaknya 19 orang.
Baca Juga
Guncangan dahsyat merubuhkan bangunan dan membuat rumah-rumah remuk tinggal puing. Setidaknya ada 23 orang yang terjebak di dalamnya. Demikian ujar Kepala Kabinet Yoshihide Suga, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (16/4/2016).
Rekaman yang disiarkan TV Asahi menunjukkan, petugas penyelamat merangkak di sela-sela atap rumah yang rubuh, demi menyelamatkan seorang kakek berusia 80 tahun, yang untungnya masih bernyawa.
Advertisement
Guncangan yang terjadi di Jepang selatan memicu kerusakan meluas, membalikkan mobil, membelah aspal jalan, dan memicu longsor yang mengubur rumah, memutus jalan, serta menghentikan laju kereta cepat.
Area terdampak juga mengalami 165 gempa susulan, yang kekuatannya bisa mencapai 5,3 SR.
Jalan besar sepi pascagempa. Pecahan kaca berserakan di sana sini, sementara orang-orang berkerumun di luar. Mereka tak berani kembali ke rumah.
Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana mengatakan, sebanyak 7.262 orang terpaksa tinggal di dalam 375 pusat penampungan yang tersebar di Prefektur Kumamoto.
Yoshihide Suga menambahkan, 20 ribu personel pasukan bela diri dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan.
Gempa Lebih Besar Akan Mengguncang?
Ring of Fire
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan, gempa teranyar mengguncang wilayah barat hingga barat daya dari Kumamoto-shi dan sekitar 13 km dari Ueki -- episentrum gempa yang terjadi Kamis 14 April 2016 yang menewaskan 9 orang.
"Tak ada keraguan, itu adalah gempa besar dan menentukan," kata Doug Given, ahli geofisika di USGS. "Dan tentu saja menimbulkan kerusakan."
Sudah jadi pengetahuan umum, 4 pulau utama di Jepang -- Hokkaido, Honshu, Kyushu, dan Shikoku -- berada di jalur Cincin Api Pasifik atau 'Ring of Fire' yang rawan gunung meletus dan gempa bumi.
Â
Victor Sardina, ahli geofisika di Honolulu, Hawaii mengatakan bahwa gempa Sabtu dini hari sekitar 30 kali lebih kuat daripada lindu yang mengguncang Kamis lalu.
Gempa yang dangkal, dengan kedalaman sekitar 10 km, dan guncangannya yang berada di wilayah padat penduduk bisa memicu bencana.
Lindu tersebut juga membuat Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di perairan Laut Ariake dan Yatsushiro pada Sabtu dini hari, 16 April 2016 sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Media Jepang juga melaporkan kejadian erupsi skala kecil Gunung Aso sekitar pukul 08.30 waktu setempat. Tidak jelas apakah letusan yang terjadi ada kaitannya dengan gempa.
Yang jelas, kepanikan warga terlihat saat gempa susulan terjadi. Sebuah rekaman video mengabadikan detik-detik saat warga yang berada di tempat parkir 7-Eleven di Kumamoto panik menyusul terjadinya guncangan.
Guncangan juga dirasakan hingga Tokyo. "Bangunan terasa gemetar," kata wartawan bernama Mike Firn kepada CNN.
Ia berada di sebuah bangunan sekitar 900 kilometer, atau lebih jauhnya dari pusat gempa. "Guncangan terasa kuat selama lebih dari 1 menit...bangunan bergoyang dan retak."
Tremor terbaru menunjukkan, gempa pada Kamis adalah foreshock atau yang mengawali lindu yang lebih besar.
Apakah, itu berarti ancaman gempa telah berlalu?
Namun, ahli USGS memperingatkan, "bukan berarti Bumi tidak dapat menghasilkan gempa lebih besar kemudian."
Tapi, secara statistik, lebih mungkin kejadian Sabtu dini hari diikuti oleh gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil.
Sementara itu, dari Tokyo, Perdana Menteri Shinzo Abe berencana akan mengunjungi daerah terdampak gempa terparah.
"Saya akan melihat lokasi dengan mata kepala saya sendiri, mendengar dari para korban secara langsung," kata PM Jepang.
Advertisement