Liputan6.com, Florence - Senyuman misterius Mona Lisa karya Leonardo da Vinci mengundang penasaran banyak orang selama beberapa dekade. Bahkan Mona Lisa diseret-seret dalam teori konspirasi. Baru-baru ini muncul dugaan yang menambah seru.
Baca Juga
Dikutip dari Independent, Jumat (22/4/2016), seorang ahli sejarah bernama Silvano Vinceti mengklaim senyuman misterius itu mendapat ilham dari pacar gay sang maestro.
Lukisan potret yang tergantung di Museum Louvre Paris ini juga pernah menjalani analisis sinar infra merah, guna memberikan tambahan pengertian tentang lukisan-lukisan paling terkenal sedunia.
Advertisement
Setelah melakukan analisis lanjutan, Silvano Vinceti menyakini bahwa karya seni itu merupakan gabungan dari dua model, yaitu Lisa Gherardini, istri pedagang kaya dari Florence; dan Gian Giacomo Caprotti, seorang pembantu sang maestro yang dijuluki Salai -- yang berarti Setan Kecil.
"Mona Lisa memiliki sifat androgini, yaitu setengah pria dan setengah wanita," kata ahli sejarah itu kepada Telegraph.
Sang ahli juga menjelaskan bahwa ia telah mempelajari sejumlah lukisan merujuk pada Salai dan menemukan sejumlah kemiripan.
"Kamu bisa melihatnya di hidung Mona Lisa, keningnya, dan senyumnya. Kita sudah mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang telah membingungkan para cendekiawan selama bertahun-tahun. Siapakah inspirasi model Mona Lisa?"
Diduga Gian Giacomo Caprotti alia Salai mulai bekerja kepada da Vinci ketika masih berusia sekitar 10 tahun, setelah menjadi bagian asisten seniman itu pada 1490. Ia lantas mengabdi selama dua dekade.
Lalu mengemuka dugaan kesetiaan Salai kepada da Vinci mengarah pada kisah cinta gay di antara keduanya.
Gherardini menikah dengan Francesco del Giocondo. Keluarga suaminya memiliki sebuah vila megah pada masa yang sama ketika da Vinci melukis Mona Lisa, antara 1503 dan 1506.
Ahli sejarah Silvano Vinceti bahkan sampai harus menggali sebuah biara di Florence selama empat tahun untuk mencari jasad Gherardini.
Dikutip dari tulisan lawas di National Post, ahli geologi Antonio Moretti mengatakan kepada para wartawan bahwa sejumlah jasad yang berada di basilika Santissima Annunziata diberi batu nisan yang berukir.
Isi tulisan ukiran tersebut menandakan bahwa jasad-jasad itu berasal dari keluarga suami dan putra-putra Lisa Gherardini. Banyak orang yakin bahwa Lisa Gherardini-lah yang menjadi model Mona Lisa.
Saat itu dilaporkan bahwa para peneliti akan membuktikan apakah DNA dari tulang-belulang itu anak-anak berkaitan dengan temuan tulang-belulang wanita yang sebelum ditemukan di suatu biara di Florence diyakini sebagai Gherardini yang wafat pada 1542.
Jika hasil DNA memang positif, para pakar akan berupaya mereka wajah pada tengkorak wanita itu untuk membandingkan dengan lukisan potretnya.
Sanggahan
Sebagaimana teori-teori lain, kesimpulan yang diajukan Vinceti bukan tanpa sanggahan. Martin Kemp, seorang pakar tentang da Vinci sekaligus pensiunan profesor sejarah seni di TrinityCollege, Oxford membantah dugaan itu. Ia menyebut si sejarawan telah mencampur aduk antara hal-hal yang sudah diketahui, agak diketahui, dan khayalan.
"Gambar-gambar yang diinfra merah itu tidak mendukung gagasan bahwa da Vinci melukis gabungan Lisa Gherardini dan Salai," kata Kemp.
Menurut Kemp, tidak banyak yang diketahui terkait rupa Salai.
"Giorgio Vasari menjelaskannya sebagai seorang bocah lelaki yang cantik berambut ikal, tapi hal itu biasa saja pada zaman tersebut. Tampilan demikian sudah ada dalam karya da Vinci jauh sebelum Salai muncul," sambung Kemp.
Giorgiao Vasari yang dimaksud adalah seorang pelukis kontemporer dan pencatat sejarah seniman-seniman Renaissance.
Sudah banyak teori tentang Mona Lisa mengemuka. Sejumlah pencinta seni menduga hilangnya lukisan asli, menggambarkan model yang sedang telanjang.
Lainnya yakin bahwa potret sebelumnya memiliki alis dan bulu mata. Lalu sebagian lagi menduga da Vinci membuat lukisan itu dalam beberapa versi.