Misteri 'Gua Teror' Diduga Tempat Ritual Pengorbanan Manusia

Arkeolog menyelidiki situs arkeologi yang terletak di Belize untuk menguak misteri gua ini. Termasuk terkait ritual pengorbanan manusia.

oleh Citra Dewi diperbarui 29 Apr 2016, 19:56 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2016, 19:56 WIB
Tulang belulang di lantai gua Midnight Terror Cave
Tulang belulang di lantai gua Midnight Terror Cave (Ancient Origins)

Liputan6.com, San Ignacio - Sebuah gua bernama yang berlokasi di Cayo District, Belize, Amerika Selatan memiliki nama yang cukup mengerikan. The Midnight Terror Cave atau 'Gua Teror Tengah Malam', demikian ia disebut.

Gua itu merupakan situs arkeologi yang terletak di selatan Belmopan, Ibu Kota Belize, tak jauh dari komunitas Mennonit Springfield. Telah lama dikaitkan dengan peradaban Maya dan memegang peranan penting untuk memahami budaya Maya kuno.

Situs tersebut dijuluki The Midnight Terror Cave pada Desember tahun 2006. Setelah seorang penjarah terjatuh di sebuah gua yang berada di Springfield itu.

Dikutip dari Ancient Origins, Jumat (29/4/2016), salah satu pemberitaan menyebut si penjarah jatuh sejauh 18 meter. Namun lainnya mengklaim tinggi gua hanya setengahnya.

Pemberitaan tersebut juga menyebut bagaimana penjarah diselamatkan oleh orang yang sedang lewat. Dalam versi lainnya menjelaskan, sang penyelamat mendengar suara tangis si penjarah.

Sementara menurut versi lainnya, si penjarah memiliki kawan yang mencari bantuan. Lalu beberapa petani Mennonit dari Springfield mendatanginya dan mengeluarkan penjarah dari dalam gua The Midnight Terror.

Ketika menyelamatkan orang itu, seorang petani Mennonit yang masuk ke dalam gua menemukan sesuatu yang tak biasa. Ia melihat lantai gua dipenuhi dengan tulang belulang manusia.

Menurut kabar, petani tersebut yang memberi nama Mitnacht Schreknis (Midnight Terror Cave) yang merupakan Plautdietsch -- dialek Belanda-Jerman yang digunakan oleh Mennonits di Belize.

Penyelidikan Gua Misterius

Tak lama setelah itu, penemuan Midnight Terror Cave diketahui oleh para arkeolog yang tertarik dengan gua tersebut. Penelitian pun dimulai saat musim semi 2007.

Salah satu peneliti utama yang merupakan Profesor Antropologi di California State University, Dr James Brady mendata 10 ribu tulang manusia, dan 30 ribu pecahan tembikar di dalam gua tersebut.

Pecahan tembikar yang ditemukan di dalam gua (Mario Giron-Ábrego dan James E. Brady)

Di dalam tumpukan tulang, terdapat sekitar 100 gigi yang berserakan. Tak disengaja, penjarah itu kehilangan giginya ketika jatuh dan ditemukan juga oleh para peneliti.

Tanda-tanda keausan ditemukan sekitar 25 persen dari penemuan 100 gigi yang diyakini milik anak-anak.

Gigi itu juga digunakan oleh peneliti untuk menemukan dari mana para korban berasal. Dengan menggunakan bagian email, diketahui beberapa korban berasal dari wilayah perbatasan Belize yang berjarak 322 kilometer dari Midnight Terror Cave.

Tulang belulang di lantai gua Midnight Terror Cave (Cal State LA)

Ada sebuah dugaan menyebutkan, anak-anak dikorbankan dalam sebuah ritual di Midnight Terror Cave. Hipotesa itu diperkuat karena tak ada dari mereka yang meninggal atas penyebab alamiah.

Tulang belulang itu pun ketika ditemukan tak dikubur dan menunjukkan tanda-tanda seperti dipotong, trauma benda tumpul, dan jejak pigmen biru.

Pada 1980-an, banyak yang percaya bahwa suku Maya bermukim di gua. Namun, dengan penemuan Midnight Terror Cave dan beberapa situs lain, pandangan itu telah berubah.

Tempat- tempat itu saat ini diyakini sebagai lokasi untuk melakukan ritual, termasuk pengorbanan manusia.

Pintu masuk Midnight Terror Cave (Benedict Kim/360cities.net)

Midnight Terror Cave merupakan satu dari dua contoh situs Maya di mana pengorbanan anak-anak dilakukan dalam skala besar. Situs lainnya terdapat di gua bawah tanah di Chichén Itzá, selatan Meksiko.

Banyak pertanyaan muncul terkait ditemukannya Midnight Terror Cave. Satu pertanyaan terbesar adalah, mengapa banyak korban yang berasal dari wilayah jauh.

Salah satu kemungkinan yang berkembang dan menarik banyak perhatian adalah, anak-anak tersebut merupakan korban perdagangan manusia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya