Liputan6.com, Tiongkok - Jiajia, bocah berumur 3 tahun asal China tewas setelah dipaksa berjalan sejauh 19 kilometer oleh sebuah pusat rehabilitasi untuk anak-anak yang menderita autisme di sebelah selatan Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Pemberitaan yang dihembuskan oleh media setempat, seperti dilansir dari Shanghaiist.com, Minggu 8 Mei 2016 mengatakan, di hari Jia meninggal, bocah tersebut diharuskan berjalan sejauh 10 kilometer dengan mengenakan pakaian tebal sambil sarapan.
Tidak hanya itu saja. Setelah tidur dan makan siang, sore harinya Jia harus berjalan kaki kembali sejauh sembilan kilometer.
Baca Juga
Hati ibu mana yang tak terguncang ketika mendengar putra yang sangat dikasihinya tewas secara tragis. Berharap Jia dapat sembuh dari autisme yang dideritanya, Zhang Wei sang ibu malah mendapati tubuh anaknya terbaring di kamar mayat.
Jia meninggal di sebuah rumah sakit di Guangzhou pada tanggal 26 April 2016 yang lalu.
Advertisement
"Aku hampir tak bisa mengenali anakku sendiri. Kulitnya sangat putih, kurus, dan banyak goresan luka disekujur tubuhnya," ungkap Zhang saat membagi foto sang anak  kepada salah satu layanan komunikasi smartphone.
Dilansir dari Telegraph.co.uk, metode pengobatan seperti layaknya dalam pelatihan militer ini dilakukan oleh seorang praktisi medis yang menjalankan usahanya secara otodidak bernama Xia Dejun.
Ia percaya bahwa kondisi autisme pada anak akibat dari keluarganya yang terlalu memanjakan anak-anaknya sehingga memungkinkan mereka menjadi malas.
Dengan berfokus pada pelatihan fisik yang ketat, pusat rehabilitasi tersebut percaya anak-anak seperti Jia dapat sembuh dari autisme, yang mereka sebut dengan 'penyakit orang kaya'.