Liputan6.com, Chibok - Seorang siswi yang diculik oleh Boko Haram telah ditemukan di Nigeria, demikian menurut keterangan aktivis.Â
Aktivis yang memberi kabar ditemukannya siswi tersebut, mengonfirmasi kepada BBC bahwa Amina Ali Nkek ditemukan oleh sebuah kelompok vigilante pada Selasa, 17 Mei 2016, di Sambisa Forest, dekat perbatasan Kamerun.
Amina dikabarkan diidentifikasi oleh seorang pejuang sipil yang mengenalinya. Pejuang sipil tersebut merupakan berasal dari Satuan Tugas Gabungan Sipil atau Civilian Joint Task Force (JTF), yakni kelompok vigilante yang dibentuk untuk memerangi Boko Haram.
Advertisement
Menurut sumber yang mengatakan kepada BBC, ia datang dari kota Mbalala, selatan Chibok, di mana 25 anak perempuan yang diculik berasal. Diketahui ia datang dengan membawa bayi.
Dikutip dari BBC, Rabu (18/5/2016), berita kembalinya perempuan tersebut telah dikonfirmasi oleh seorang dosen salah satu universitas di Nigeria dan aktivis perempuan, Hauwa Abdu.
Baca Juga
Paman Amina, YaKubu Nkeki, berkata bahwa perempuan itu telah bertemu ibunya kembali di Chibok. Diperkirakan ia akan segera pindah ke Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno, Nigeria.
Dalam beberapa hari terakhir, media Nigeria melaporkan bahwa tentara telah meluncurkan sejumlah operasi terhadap Boko Haram di Sambisa Forest.
Hingga saat ini mliter Nigeria belum mengomentari soal serangan terbaru yang dilakukan kelompok itu.
Amina Ali Nkek merupakan salah seorang dari 276 siswi yang diculik oleh kelompok Boko Haram dalam penyerangan di sebuah sekolah menengah di Chibok pada April 2014.
Pasukan bersenjata tersebut tiba di Chibok pada tengah malam, dan menyerang asrama sekolah, mereka mengangkut 276 siswi ke dalam truk.
Beberapa di antara mereka melarikan diri beberapa jam setelah diculik, dengan melompat dari truk dan kabur ke semak-semak. Totalnya, 219 dibawa kabur oleh Boko Haram.
Sebuah video yang disiarkan oleh CNN pada April 2016 memperlihatkan sejumlah siswi yang diculik pada April 2014 oleh Boko Haram masih hidup.
Rekaman itu memperlihatkan 15 anak dengan hiqab--baju tertutup dari kepala sampai kaki-- yang mengidentifikasikan dirinya masing-masing. Rekaman itu dipercaya dibuat pada Desember 2015 di tengah-tengah negosiasi pemerintah dan pihak yang diklaim Boko Haram.
Cuplikan tersebut menunjukkan anak-anak perempuan itu memohon kepada pemerintah Nigeria untuk bekerja sama dengan militan agar membebaskan mereka.
Mereka mengatakan diperlakukan dengan baik dan dalam kondisi sehat, tapi ingin kembali bersama keluarga mereka.
Rekaman itu memicu kemarahan warga Nigeria, negara-negara tetangga, juga dunia. Protes digelar di jalanan Abuja, gaungnya pun meluas di media sosial.