Liputan6.com, Abuja - Sebuah rekaman terbaru tentang kondisi penculikan anak perempuan di Chibok oleh Boko Haram membuat patah hati dunia.
Seperti dilansir dari CNN, para ibu yang menonton rekaman itu menangis sesenggukan sambil memanggil nama anak mereka. Salah satunya, ibu bernama Rifkatu Ayuba yang histeris tatkala mengenali anaknya Saratu.
Baca Juga
Keberadaan anaknya di video itu membuat bukti kalau mereka masih hidup. Rekaman itu dibuat oleh penangkapnya--Boko haram-- kelompok teroris yang telah menghantui Nigeria 4 tahun terakhir.
Advertisement
Rekaman itu memicu kemarahan warga Nigeria, negara-negara tetangga, juga dunia. Protes digelar di jalanan Abuja, gaungnya pun meluas di media sosial.
Baca Juga
Warga Nigeria, juga dunia marah dengan rekaman serta tindakan Boko Haram yang keji sekaligus murka terhadap pemerintah Nigeria yang tak merespons penculikan itu, seperti dilansir dari CNN, Jumat (15/4/2016).
Bagaimana bisa selama 2 tahun Boko Haram menculik 276 siswi dari asrama sekolah mereka, namun baik pemerintah Nigeria dan komunitas global -- yang sempat heboh dengan tagar #bringbackourgirls-- tak bisa menyelamatkan 219 yang masih hilang?
Para pemrotes itu juga mempertanyakan mengapa pemerintah Nigeria yang telah memiliki rekaman dari bulan Januari, gagal menginformasikan keluarga korban bahwa mereka punya bukti kalau anak-anak itu masih hidup.
Video itu memperlihatkan 15 anak dengan hiqab--baju tertutup dari kepala sampai kaki-- yang mengidentifikasikan dirinya masing-masing. Rekaman itu dipercaya dibuat pada Desember 2015 di tengah-tengah negosiasi pemerintah dan wakil yang diklaim dari Boko Haram.
Cuplikan tersebut menunjukkan anak-anak perempuan itu memohon kepada pemerintah Nigeria untuk bekerja sama dengan militan agar membebaskan mereka.
Mereka mengatakan diperlakukan dengan baik dan dalam kondisi sehat, tapi ingin kembali bersama keluarga mereka.
Permintaan Mudah, Namun Sulit Dilaksanakan
Permintaan Mudah, Namun Sulit Dilaksanakan
Penculikan Boko Haram terhadap 276 anak perempuan ini memicu kampanye global di media sosial dengan hastags #BringBackOurGirls, yang melibatkan Ibu Negara AS, Michelle Obama, dan sejumlah selebritas. Meski demikian, sebagian besar anak perempuan yang diculik belum juga ditemukan.
Pada saat itu ratusan orang tua mengadakan protes di ibu kota Nigeria, Abuja, untuk menuntut pemerintah karena tak kunjung mengembalikan anak perempuan mereka.
Dua tahun sudah berlalu... tak ada hasil.
"Kami ini orang Amerika Serikat, punya segala macam sumber daya, satelit dan tentara jagoan, tapi tak bisa menolong mereka?" tulis seorang warga Maryland bernama Derrick Gladden.
Akun Twitter dari Lusaka Zambia bernama Moses Chikwanda juga murka, ia berkicau, "Ini sudah 2 tahun, dan seluruh dunia gagal menyelamatkan perempuan-perempuan itu dari kelompok gila dan bodoh? Yang benar saja?"
Namun pemerintah Nigeria membantah mereka tak melakukan sesuatu. Lai Mohammed, Menteri Informasi mengonfirmasikan telah mempunyai rekaman itu jauh sebelum disiarkan CNN. Ia mengatakan, pemerintahannya tengah menegosiasikan dengan orang yang memberikan cuplikan itu untuk membantu membebaskan siswi-siswi malang tersebut.
"Kami ini sedang dalam proses dialog. Tidak benar kami tidak melakukan apapun. Investigasi jelas tak bisa kami beberkan ke publik karena justru membahayakan proses negosiasi," kata Lai.
Kendati membenarkan pemerintah memiliki video itu, ia tak bisa mengonfirmasi atau menolak apakah rekaman itu otentik karena membahayakan keselamatan anak-anak.
Namun, berbeda dengan Gubernur Kashim Shettima, kepala pemerintahan negara bagian Borno di mana anak-anak itu diculik, mengatakan ia tak tahu tentang rekaman itu. Yang mengejutkan, sejauh yang ia tahu, tak ada negosiasi antara pemerintah dan Boko Haram
Shettima, mengatakan mantan presiden terdahulu, Goodluck Jonathan--yang dikritik karena responsnya yang lelet atas penculikan itu-- mencoba dialog dengan penculik.
Namun, apes, Goodluck bertemu dengan orang yang mengaku sebagai Boko Haram bahkan menggelontorkan sejumlah uang.
"Berdasarkan pengalaman itu, jelas kami ingin membebaskan mereka, tapi kami harus hati-hati dengan siapa berinteraksi," tuturnya.
Shettima tetap yakin siswi-siswi itu masih hidup dan akan diselamatkan karena kini tengah ada operasi besar-besaran pemerintah terhadap Boko Haram.
Advertisement