Korut: Niat Trump Temui Kim Jong-un Soal Nuklir Bentuk Propaganda

Donald Trump sebelumnya memaparkan niat untuk meyakinkan Korut, agar mereka menghentikan program persenjataan nuklir yang mereka miliki.

oleh Adanti Pradita diperbarui 24 Mei 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2016, 08:30 WIB
Warga AS: Kalau Trump Terpilih, Kami Pindah ke Australia!
Warga AS yang marah atas pernyataan Donald Trump yang rasis, mengancam pindah ke Australia jika dia tetap dicalonkan jadi presiden

Liputan6.com, Pyongyang - Seorang pejabat senior di Korea Utara (Korut) secara resmi mengumumkan penolakannya terhadap permintaan Donald Trump untuk bertemu dengan sang pemimpin, Kim Jong-un.

Pejabat tersebut menilai niat Trump untuk pertemuan dengan pemimpin Korut dilandasi oleh kepentingan politik semata.

"Suatu bentuk propaganda," demikian pernyataan pejabat senior Korut, mengutip dari The Guardian, Selasa (24/5/2016).

Kandidat bakal calon presiden AS dari partai Republik, Donald Trump sempat mengatakan bahwa dirinya bertekad untuk menghentikan program nuklir Pyongyang dan karena itu bersedia untuk bicara langsung dengan sang pemimpin, Kim Jong-un sepekan yang lalu.

Taipan properti itu berencana untuk mengubah beberapa kebijakan luar negeri AS terhadap negara yang hingga kini masih terisolasi tersebut, apabila Korut mau bersikap kooperatif dan menerima proposal yang memohon untuk diadakannya pertemuan antara dua pemimpin negara kuat ini.

"Keputusan itu ada di tangan pemimpin negara saya, namun menurut saya ide Trump tak masuk akal," kata So Se-pyong, Duta Besar Korut untuk PBB di Jenewa, Swiss kepada Reuters.

Senada dengan pejabat di Korut, Duta Besar Korut ini juga menganggap upaya pertemuan Trump hanyalah bagian dari propaganda yang dilancarkan untuk membantu meraih suara terbanyak dalam pemilu AS kali ini.

So Se-pyong lalu menjelaskan, meski negaranya memiliki senjata nuklir, mereka tidak menggunakannya dengan sembarangan.

"Sebagai negara pemilik senjata nuklir yang bertanggung jawab, kami tidak pernah menggunakannya duluan. Jadi, apabila AS meluncurkannya terlebih dahulu, maka kita juga akan melakukan hal yang sama," jelas So Se-pyong.

Namun, sebagai negara yang penuh dengan tanggung jawab, Dubes So kembali menekankan bahwa pihaknya akan terus menghormati peraturan yang mencegah penyebarluasan teknologi nuklir di muka bumi.

Korea Utara dilaporkan sudah menjalankan 4 kali tes nuklir di bulan Januari kemarin, disusul dengan peluncuran roket ukuran sedang pada Februari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya