Liputan6.com, Ankara - Sebanyak 12.801 anggota kepolisian Turki dicopot dari jabatannya atas tuduhan terlibat dengan Fetullah Terrorist Organization (FETO), demikian menurut Direktorat Keamanan Umum Turki pada Selasa lalu.
Menurut laman situs web direktorat tersebut, dari 12.801 orang yang dipecat, terdapat 2.543 perwira tinggi.
Sementara itu menurut pejabat kementerian sebagaimana dikutip dari situs Anadolu Agency pada Kamis (6/10/2016), Kementerian Dalam Negeri Turki memecat 37 orang.
Advertisement
Baca Juga
Sumber-sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka yang dipecat juga dengan alasan keterkaitan dengan FETO.
Pemerintah Turki menuduh FETO bertanggungjawab atas kudeta Turki yang gagal pada 15 Juli lalu.
Setidaknya 241 orang kehilangan nyawa dalam percobaan kudeta yang oleh pemerintah disebut-sebut diorganisasikan oleh para pengikut Fetullah Gulen, pemimpin FETO.
Gulen dicurigai memimpin kampanye jangka panjang untuk menggulingkan pemerintahan Turki melalui penyusupan-penyusupan ke dalam lembaga-lembaga negara.
Lembaga-lembaga yang dimaksud terutama militer, kepolisian, dan kehakiman. Dengan penyusupan itu, seakan-akan terjadi suatu negara paralel.
Laporan UPI menyebutkan bahwa, setelah kudeta gagal, Turki menetapkan keadaan darurat selam 3 bulan yang kemudian diperpanjang 3 bulan lagi.
Pemerintah juga mencoba mendepak para anggota angkatan bersenjata, kepolisian, pemerintahan, media, dan sekolah yang dicurigai terlibat dengan gerakan Gulen.
Lebih dari 81.000 orang telah dicopot dari jabatannya, termasuk 28 walikota. Lalu, lebih dari 2.000 badan yang dikaitkan dengan Gulen, termasuk sekolah-sekolah dan rumah sakit, telah ditutup.