Kenang Perang Dunia II, Australia Tabur Bunga di Selat Sunda

Kapal Angkatan Laut Australia mengadakan upacara penaburan bunga di Selat Sunda pada hari Rabu 15 Juni 2016.

oleh Adanti Pradita diperbarui 15 Jun 2016, 21:51 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 21:51 WIB
Australia Tabur Bunga di Selat Sunda untuk Kenang Perang Dunia II
Kapal Angkatan Laut Australia mengadakan upacara penaburan bunga di Selat Sunda pada hari Rabu 15 Juni 2016.

Liputan6.com, Jakarta- Kapal Angkatan Laut Australia mengadakan upacara penaburan bunga di Selat Sunda pada hari Rabu, 15 Juni 2016 untuk mengingat kembali salah satu pertempuran Perang Dunia II yang melibatkan pasukan Barat dan Jepang pada tahun 1942 silam.

 

Pada 1 Maret 1942, tepatnya 74 tahun silam. Kapal penjelajah HMAS Perth I dan USS Houston menghadapi gugus tugas Angkatan Laut Jepang. Karena kalah dalam persenjataan dan jumlah personel, kedua kapal tersebut bertempur hingga keduanya tenggelam setelah kehabisan amunisi.

Sebanyak 375 awak gugur dalam kapal perang Australia, sementara 328 warga Australia diselamatkan hanya untuk menghabiskan masa perang di kamp Tawanan Perang, di mana jumlah mereka yang gugur justru bertambah.

Sementara itu, kapal Amerika USS Houston kehilangan 696 pelaut dan marinir sementara 368 personel ditangkap. Kebanyakan dari mereka yang ditawan mengalami nasib yang sama dengan rekan tawanan mereka dari Australia.

“Awak kapal HMAS Perth I dan USS Houston merupakan bagian dari kisah perjuangan nasional Indonesia sebagaimana juga menjadi bagian sejarah masa perang Australia sendiri,” tutur Kapten Ingham dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (15/6/2016).

Pihak berwenang Indonesia dan Australia sudah membuat kemajuan dalam memastikan bahwa bangkai kapal diamankan untuk generasi mendatang.

Pusat Penelitian Arkeologi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan Museum Maritim Nasional Australia mendokumentasikan bangkai kapal tersebut untuk keperluan pendidikan.

Juru bicara Museum Maritim Nasional Australia, Kieran Hosty, berujar langkah pertama adalah melakukan penyelaman di situs Perth I.

“Operasi seperti ini pastilah sulit dan berbahaya. Waktunya tergantung pada kekuatan arus air di bawah. Namun demikian, kami telah membicarakan hal ini dengan rekan-rekan Indonesia kami dan penyelaman akan dilakukan akhir tahun ini,” tutur Hosty.

Foto yang diperoleh selama penyelaman ini akan membantu pihak berwenang menentukan kondisi bangkai kapal. Bukti visual ini kemudian akan digunakan sebagai ilustrasi kisah HMAS Perth I dan USS Houston untuk generasi mendatang. Ada harapan besar, area tersebut pada akhirnya akan dinyatakan sebagai zona konservasi maritim.

“Segala sesuatunya harus kita lakukan dengan hati-hati dan penuh hormat, mengingat bila bangkai kedua kapal menghilang, demikian pula warisan mereka – kecuali langkah-langkah diambil untuk melindungi mereka sekarang,” ujar Hosty.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya