RI-Filipina Sepakat Perkuat Keamanan di Laut Sulu

Perairan Sulu sendiri sangat penting artinya bagi lalu lintas perdagangan batu bara antara Indonesia dengan Filipina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 01 Jul 2016, 14:03 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 14:03 WIB
Menlu Retno Marsudi ke Filipina membahas keamanan Laut Sulu.  (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Menlu Retno Marsudi ke Filipina membahas keamanan Laut Sulu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Manila - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan menlu baru Filipina, Perfecto Yasay Jr. Keduanya membahas upaya penyelamatan tujuh WNI yang disandera di Perairan Filipina Selatan pekan lalu.

Menurut Menlu Retno agar kejadian penyanderaan ini agar tak terulang lagi di masa mendatang, dibutuhkan kerja sama antar kedua negara untuk menjaga perairan Sulu.

"(Kami) sepakat untuk mendorong agar kerja sama konkret pengamanan di Laut Sulu dapat segera dilakukan antara lain melalui penetapan Sea Lane Corridor," ucap Retno Jumat (1/7/2016).

Retno menambahkan, kerja sama ini sebenarnya bisa segera dilakukan. Hal ini karena sudah adanya Border Patrol Agreement 1975 yang merupakan hasil Pertemuan Trilateral Yogyakarta 5 Mei 2016 dan pertemuan Menhan RI-Filipina di Manila 26 Juni 2016.

"Indonesia siap untuk melakukan kerja sama, baik kerja sama pertahanan dan keamanan maupun kerja sama pembangunan," kata dia.

Perairan Sulu sendiri sangat penting artinya bagi lalu lintas perdagangan batubara antara Indonesia dengan Filipina. Hampir 96 persen kebutuhan batu bara Filipina Selatan dipasok dari Tanah Air.

Sementara perdagangan Indonesia dan Filipina mencapai $US 4,6 miliar dengan surplus $US 3,19 miliar bagi Indonesia.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya