Liputan6.com, Nice - Kelompok teroris ISIS merayakan serangan mematikan di Nice, Prancis yang terjadi pada Kamis 14 Juli 2016. Bagi mereka, serangan tersebut merupakan balasan kematian Menteri Perang Abu Omar al-Shishani.
Setidaknya 77 orang tewas dalam tragedi itu. Sebuah truk besar menerjang kerumunan warga yang tengah merayakan Hari Bastille.
“Oh Prancis, kalian dan seluruh Eropa tidak akan pernah aman hingga kami menguasai tiap inci tanah bagi kekalifahan,” ujar akun ISIS di Twitter.
“Ini adalah serangan balasan awal atas apa yang kalian perbuat terhadap al-Shishani.”
Dilansir dari Vocatif, Jumat (15/7/2016), Twitter tersebut juga melampirkan foto berupa gambar Menara Eiffel terbakar dan pisau.
Advertisement
Poster yang berbeda juga diunggah dalam akun sama dan mengatakan bahwa target mereka selanjutnya adalah Berlin.
Truk besar itu melindas kerumunan dengan kecepatan 100 kilometer per jam. Tanpa berusaha menghentikan mobil, sopir itu menancap gas hingga 100 meter.
Polisi berhasil menembak mati pengendara. Jasad manusia bergelimpangan di jalan. Salah seorang saksi mata mengatakan, para warga yang tengah merayakan Hari Bastille kocar-kacir menyelamatkan diri.
Pentagon mengatakan al-Shishani tewas dalam serangan udara koalisi. Media ISIS, Ammaq membenarkan kematian itu. Menteri perang itu dianggap orang nomor dua di ISIS; dan bagi AS, ia adalah 5 buronan teroris yang paling dicari. Kepalanya dihargai US$ 5 juta atau setara Rp 65,3 miliar.