Pascapenembakan Imam, Komunitas Muslim AS Jadi Target Kebencian

Kasus penembakan imam masjid ini adalah serangan paling mematikan terhadap komunitas muslim di AS sepanjang sejarahnya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Agu 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 12:10 WIB
Walikota NY: PascaPenembakan Imam Muslim AS Jadi Target Kebencian
Sketsa pelaku penembakan imam masjid Queens disebar oleh NYPD (Reuters)

Liputan6.com, Queens - Walikota New York, Bill De Blasio mengungkapkan keprihatinannya atas penembakan imam masjid di Queens, yang terjadi pada Sabtu 13 Agustus 2016 lalu.

Imam Maulama Akonjee dan salah satu jemaatnya, Thara Uddin, tewas akibat tembakan di kepala, setelah keduanya pulang salat dari Masjid al-Furqan siang hari.

Sebagian besar muslim AS mengatakan, penembakan itu merupakan 'hate crime', namun kepolisian New York (NYPD) mengatakan mereka belum menemukan bukti kalau kedua pria itu diserang akibat kepercayaannya.

"Sementara kita belum mengetahui motivasi pembunuhan Maulama Akonjee dan Thara Uddin, yang pasti kami tahu kalau komunitas muslim makin menjadi sasaran kebencian," kata Wali Kota New York, Bill De Blasio seperti dilansir dari BBC, Senin (15/8/2016).

"Hal itu sangat penting bagi kita, harus terus menjembatani perbedaan yang mengancam kota dan negara yang luar biasa ini," lanjutnya.

Kasus penembakan imam masjid ini adalah serangan paling mematikan, terhadap komunitas muslim di AS sepanjang sejarahnya.

Dua pria itu, yang berasal dari Bangladesh, didekati seorang pria dari belakang. Tanpa peringatan apapun, ia meletuskan senjatanya ke kepala mereka.

Penembak langsung meninggalkan lokasi penembakan di Ozone Park, dan hingga saat ini belum ada penangkapan.

Polisi pada Minggu 14 Agustus telah merilis sketsa pria pelaku penembakan imam masjid itu.

Polisi juga mengatakan kalau Imam Akonjee membawa uang tunai US$ 1.000, tapi uang itu tidak dibawa kabur oleh penembak.

Komunitas Muslim di Queens, New York berunjuk rasa meminta polisi serius menangani kasus itu.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh University of California di Barkeley dan Council on American-Islamic Relations menunjukkan, telah terjadi 78 serangan terhadap masjid pada tahun 2015. Angka itu meningkat semenjak pertama kali statistik dibuat tahun 2009.

Tahun lalu, New York Times melaporkan kasus hate crime terhadap muslim AS dan masjid meningkat 3 kali semenjak serangan Paris dan San Bernardino.

Bebarapa warga Queens mengatakan penembakan imam masjid Akonjee dipicu oleh pernyataan capres AS, Donald Trump.

Hal senada dikatakan oleh Imam Besar New York, Shamsi Ali yang tengah berada di Bandung, bahwa penembakan itu adalah buntut dari retorika Trump.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya