Liputan6.com, Manila - Tewas tergeletak dengan selembar potongan kardus bertuliskan "pengedar narkoba ke para selebritas, kau berikutnya!", wanita berusia 45 tahun itu tampak seperti 'korban' perang narkoba lain yang dikobarkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
Namun wanita bernama Aurora Moynihan yang ditembak mati di Manila pada 10 September 2016 pagi itu memiliki latar belakang tak biasa. Ia merupakan putri bangsawan Inggris, Lord Antony 'Tony' Moynihan.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Antony Moynihan yang bergelar 3rd Baron Moynihan, merupakan bangsawan kontroversial karena dirinya memiliki sejumlah bisnis haram, yakni penyelundupan heroin internasional, prostitusi dan penipuan. Pria itu bahkan hidup bertahun-tahun dalam pelarian sebagai buron.
Advertisement
Kakak perempuan Aurora, Miranda, mendeskripsikan tentang masa kecil mereka, di mana ayahnya sering membawa wanita penghibur ke rumah.
"Ia menjalankan bisnis prostitusi. Kami telah terbiasa melihat wanita datang ke rumah," ujar Miranda seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (22/9/2016).
"(Ibu tiriku) senang ketika memberitahuku, "jika kau ingin melihat ayahmu, dia ada di kamar". Aku pergi ke sana dan melihat ia sedang bersama dua atau tiga wanita yang sedang telanjang. Itu sangat buruk," kenangnya.
Aurora merupakan ibu dua anak yang tinggal di desa Ecology, Makati. Menurut kabar yang diterima MailOnline, ia merupakan pengguna rutin methamphetamine atau dikenal dengan sabu-sabu.
"Aurora selalu duduk di salah satu sisi ruangan dan menolak untuk menjadi pusat perhatian," ujar teman Aurora yang tak ingin memberikan namanya (sebut saja X).
"Ia berpesta sangat keras namun tetap berusaha untuk sederhana. Ia menggunakan sabu-sabu, dan itu yang membuatnya tertutup. Namun ia selalu baik. Aku bahkan tak mengingat bahwa ia pernah membuat kekacauan. Walaupun begitu, ia tetap berkelas," tambah X.
Aurora menjadi janda pada 2010, ketika suaminya Eddie Boy Rocha yang merupakan anak dari seorang produser ternama, meninggal setelah mengalami patah tulang leher dalam sebuah kecelakaan.
Dua anak laki-laki mereka yang saat ini berusia belasan dan 20-an tahun, dibantu dibesarkan oleh bibi mereka. "Anak-anak itu luar biasa. Mereka sangat mudah diatur...," ujar X.
Pada 2013, Aurora ditahan dalam sebuah penyergapan terkait narkoba bersama dengan tujuh tersangka lain. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa ia masuk ke dalam daftar pencarian orang dan diduga menjadi bagian dari sindikat narkoba.
Saat ditemukan tewas pada 10 September lalu, Aurora sedang bebas dengan jaminan sejak penahanannya pada 2013.
Kisah Kelam Bangsawan Inggris
Kematiannya membuka skandal lama keluarganya, yang melibatkan sang ayah, Antony Moynihan. Pria kelahiran 1936 itu meninggal pada usia 55 tahun akibat serangan jantung.
Antony merupakan bangsawan kontroversial karena memiliki bisnis rumah pelacuran, bandar narkoba, penipu, pernah menikah sebanyak lima kali dan memiliki selingkuhan yang tak terhitung jumlahnya.
Pada 1980-an, ia menjadi informan polisi. Oleh 'rekan bisnis' Antony, yakni pengedar narkoba legendaris Howard Marks, ia dijuluki sebagai 'bajingan tingkat satu'.
Anak pertama Antony, Miranda, merupakan putri kesayangnnya dan ia juluki dengan 'Miss Moo'. Miranda adalah anak dari istri kedua Antony, Shurin Qureshi, yang mahir melakukan tari perut.
Qureishi melakukan pertunjukan di berbagai tempat seperti Italia, Yunani, dan Lebanon, dan turut mengajak Antony dan Miranda yang saat itu masih anak-anak. Namun pada 1965, keduanya memutuskan berpisah.
Tony pun membina hubungan baru dengan Luthgarda Fernandez, seorang perempuan muda Filipina yang ia temui di bank Hong Kong. Keduanya memutuskan menikah pada 1968. Selama pernikahan yang berlangsung 11 tahun itu, mereka membangun jaringan kuat di Filipina dan memiliki tiga putri, termasuk Aurora Moynihan.
Pada 1970, Antony beserta anak dan istrinya kabur ke Spanyol dan kemudian pindah ke Filipina. Di negara itu, ia dan istrinya memiliki jaringan panti pijat.
Setahun kemudian, 1971, Aurora lahir Moynihan. Gadis kecil itu tumbuh di dalam lingkungan yang tak sangat merusak dan tak stabil.
Di tengah kehidupan bak kerajaan itu, lingkaran terdekat keluarga tersebut terobsesi dengan siapa pewaris gelar Antony, karena dirinya tak memiliki seorang putra. Ia pun berhubungan dengan wanita Filipina dalam upaya memperoleh anak laki-laki.
Antony dan Luthgarda memutuskan bercerai pada 1979 dan Aurora memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya.
Kakak perempuan Aurora, Martioni Fernandez (47), menjadi aktris terkenal di Filipina. Adik perempuannya, Kathleen (42), dulunya juga merupakan aktris dan saat ini berprofesi sebagai instruktur yoga.
"Sebagai keluarga kami memiliki satu prioritas...dalam titik ini kami berupaya untuk melindungi anak-anaknya dari penderitaan yang lebih parah, dan sebagai keluarga, kami mungkin akan bersedih. Di atas semua itu kami merayakan kehidupan manusia luar biasa yang selamanya aku memiliki hak istimewa dengan memanggilnya adik," ujar Martioni ketika mengenang sosok Aurora.
Aurora merupakan salah satu 'korban' dari perang melawan narkoba yang dilakukan oleh Duterte. Presiden berusia 71 tahun itu memerintahkan polisi melakukan eksekusi dan mendesak warga untuk membunuh pengguna dan pengedar barang haram itu.
Angka yang dirilis pada awal bulan ini menyebut, rata-rata terdapat 44 orang terkait narkoba yang dibunuh per hari. Biasanya jasad mereka diberi label dari potongan kardus bertuliskan "pengedar narkoba", sama dengan Aurora.
Advertisement