Krisis Air, Libur Sekolah di Bolivia Dimajukan

Lebih dari 125.000 keluarga diperkirakan akan terkena dampaknya. Dengan beberapa komunitas hanya menerima air setiap hari ketiga.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Nov 2016, 14:26 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 14:26 WIB

Liputan6.com, Sucre - Masa libur sekolah sejatinya adalah saat terindah bagi anak-anak, tapi tak demikian di Bolivia. Mereka terpaksa libur lebih awal, karena krisis air yang dialami negaranya.

Pihak berwenang di tiga wilayah Bolivia terpaksa mengakhiri tahun ajaran dua minggu lebih awal, gara-gara negara menderita kekeringan yang parah dan berkepanjangan.

Tiga waduk yang memasok kota terbesar, La Paz, hampir kering. Penjatahan air diberlakukan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Lebih dari 125.000 keluarga diperkirakan akan terkena dampaknya. Masyarakat dilaporkan menerima pasokan air setiap hari ketiga.

Presiden Evo Morales mengumumkan keadaan darurat nasional sejak Senin 21 November 2016 waktu setempat.

Saat ini di Bolivia pasokan air sangat terbatas, persediaan yang umumnya dimiliki hanya cukup untuk minum. Tak cukup bila digunakan untuk mandi atau mencuci pakaian.

'Kabinet Air'

Baru-baru ini bahkan dibuat water cabinet atau kabinet air di negara itu, untuk merencanakan pendistribusian air dari 100 kapal tanker di La Paz. Antrean panjang masyarakat pun mengular untuk mendapatkan pasokan penting tersebut.

"Kami sudah lebih dari tiga minggu tanpa pasokan air. Semua yang kami punya untuk anak-anak adalah air dari lereng bukit," kata Direktur Sekolah, Rocio Lazarte seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/11/2016).

Surat kabar La Razon melaporkan, kabinet air juga telah meminta perusahaan asing untuk bantuan dengan saran teknis.

Mengutip menteri pertahanan negara itu, Reymi Ferreira, sebuah perusahaan Korea dan beberapa lainnya dari Eropa dilaporkan telah memberikan bantuan.

"Proyek jangka panjang seperti penyediaan sumur dan saluran air, serta mengalihkan sungai sedang dipertimbangkan. Tetapi ide-ide tersebut akan memakan waktu hingga satu tahun untuk melaksanakannya," ucap Ferreira.

Presiden Bolivia, Evo Morales menyalahkan krisis pemanasan global sebagai penyebab krisis air.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya