Terkuak, ISIS Bisa Produksi Senjata dan Amunisi dalam Skala Besar

ISIS dilaporkan mampu memproduksi senjata dan amunisi dalam jumlah massif demi memenuhi kebutuhan pasukannya di medan pertempuran.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Des 2016, 14:06 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 14:06 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Baghdad - ISIS mengembangkan persenjataan dan amunisi mereka sendiri, termasuk di antaranya roket, mortir, dan bom. Hal ini terkuak setelah kemunduran kelompok teroris itu di Kota Mosul, Irak.

Sejumlah fasilitas yang ditinggalkan ISIS di Mosul menunjukkan mereka memiliki manufaktur persenjataan dan amunisi dalam "skala industri" atau diproduksi secara besar-besaran. Pembuatannya pun disebut-sebut melalui proses birokrasi dan kontrol yang ketat.

James Bevan, Direktur Lembaga Penelitian CAR yang berbasis di Inggris adalah orang pertama yang membuat laporan ini. Ia mengatakan ditemukan banyak pabrik, bengkel, dan gudang di Mosul timur.

Temuannya tersebut diyakini Bevan menunjukkan kapasitas ISIS untuk memproduksi senjata dalam skala besar.

"Ini adalah program industri yang dikelola secara terpusat, yang memproduksi puluhan ribu amunisi dan bahan bakunya berasal dari pasar domestik Turki," kata Bevan seperti dikutip dari Independent.co.uk, Kamis (15/12/2016).

"Dampaknya jelas dapat diamati di medan perang, di mana pasukan Irak menghadapi gempuran mortir dan roket terus menerus untuk merebut kembali Kota Mosul," tambahnya.

Menurut laporan Bevan, ISIS telah mendirikan sebuah otoritas yang disebut Organisasi Pusat untuk Standarisasi dan Kontrol Kualitas. Lembaga tersebut menerbitkan panduan spesifik tentang parameter produksi senjata dan kontrol kualitas manufaktur.

Ini mirip dengan standar yang ditetapkan militer sebuah negara demi memastikan pembuatan senjata dan pengoperasian pabrik khusus yang terpisah dari proses produksi.

Peneliti CAR mendokumentasikan lebih dari 5.000 roket dan mortir dalam berbagai tahapan produksi. Dan lebih dari 500 mortir yang telah selesai dibuat ditemukan oleh tentara Irak.

Keterangan yang terdapat pada senjata menunjukkan benda-benda tersebut diproduksi satu bulan sebelum disita.

Sebagian besar bahan yang digunakan untuk pembuatan senjata dan amunisi didapat dari pasar domestik Turki. Banyak bahan kimia yang untuk bahan peledak dibeli dalam jumlah besar dari pabrik dan distributor yang sama.

CAR juga memuat dalam laporannya bahwa manufaktur persenjataan dan amunisi ISIS tak hanya di Mosul, namun juga di Fallujah, eks basis ISIS yang berhasil direbut kembali oleh pasukan Irak.

Produksi senjata masif ditengarai sangat penting bagi kelompok teroris itu untuk mempertahankan kota yang mereka kuasai.

"Laporan ini menggarisbawahi fakta bahwa kelompok itu sangat teroganisir ketika berkesempatan untuk mengeksploitasi pasar komersial secara penuh, dapat beroperasi untuk menghasilkan berbagai senjata militer yang efektif untuk mendapat efek yang besar," ujar CAR dalam kesimpulannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya