20-12-1973: PM Spanyol Tewas di Depan Gereja

Ledakan besar mengguncang mobil PM Spanyol usai ia selesai menunaikan misa minggu.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Des 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 06:00 WIB
Terjadi Ledakan Bom di Gereja Oikumene Samarinda
Ilustrasi ledakan bom Samarinda. (via: thequestion.ru)

Liputan6.com, Madrid - Bunyi ledakan besar terdengar di Ibukota Spanyol. Kepanikan pun melanda. Pasalnya, sebelum itu, situasi di tempat tersebut tenang sama sekali tak ada tanda-tanda kejadian buruk akan terjadi.

Lebih parahnya lagi, bom tersebut menewaskan Perdana Menteri Spanyol Luis Carrero Blanco. Ia tewas bersama sopir dan pengawal pribadinya.

Asap dari ledakan ini membumbung tinggi, hingga terlihat di seantero kota. Bahkan, bagian mobil yang ditumpangi Blanco, saking besarnya ledakan, sampai tersangkut ke lantai dua gereja.

Blanco sendiri ada di tempat kejadian karena dirinya menghadiri misa mingguan di gereja tersebut.

Usai ledakan Pemerintah Spanyol langsung mengumumkan tiga hari perkabungan. Rapat kabinet mendadak segera digelar.

Demi alasan keamanan, semua gedung diperintahkan untuk ditutup sementara waktu.

Blanco diketahui tewas langsung di tempat kejadian. Namun, tanpa alasan jelas, Kepolisian Spanyol baru mengumumkan kabar itu setelah 6 jam.

"Para pelaku menggali terowongan bawah tanah yang biasa dilalui oleh Pak PM sehabis pulang dari gereja," ucap pernyataan resmi Pemerintah Spanyol, seperti dikutip dari BBC History Senin (19/12/2016).

Setelah melakukan penyelidikan dan penyidikan, Kepolisian Spanyol memastikan pelaku teror adalah kelompok separatis Basque.

Blanco tewas setelah 6 bulan menjabat. Menariknya, setengah tahun sebelum penunjukannya, Pemimpin Spanyol ketika itu Jenderal Franco secara resmi membuat UU yang memisahkan antara Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Diduga Blanco dipilih karena punya jaringan kuat dengan Kerajaan Spanyol. Pemilihannya pun ditujukan demi merestorasi hubungan Franco dan Kerajaan Spanyol yang sempat digulingkannya.

Namun, selama menjabat, Blanco mendapat tekanan begitu besar. Sebab, para loyalis Franco tak ingin sang jenderal besar punya hubungan baik dengan Raja terguling Spanyol Juan Carlos.

Sejarah mencatat, pada tanggal yang sama pada 1987, terjadi sebuah insiden besar di Filipina. Yakni kapal tanker dan penumpang bertabrakan di dekat perairan Manila.

Kejadian memilukan itu menelan korban jiwa 4 ribu orang. Atau dengan kata lain, hampir semua penumpang baik di kapal tanker atau penumpang meregang nyawa.

Sementara pada 20 Desember 1537, Raja Swedia John III lahir ke dunia. Ia memerintah Negara Skandinavia tersebut dari 1568 sampai akhir hayatnya pada 1592.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya