500 Tahun Tidur, Gunung Api 'Supervolcano' Italia Kembali Aktif

Ilmuwan khawatir Campi Flegrei akan kembali meletus, setelah terakhir kali 'mengamuk' pada 1538.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 23 Des 2016, 08:24 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 08:24 WIB
500 Tahun 'Tidur' Gunung Api Italia Kembali Aktif
Peneliti khawatir Campi Flegrei akan kembali meletus, setelah terakhir kali 'mengamuk' pada 1538 (News.com.au)

Liputan6.com, Naples - Setelah hampir 500 tahun tertidur, gunung api 'supervolcano' yang dikenal dengan nama Campi Flegrei atau Phlegraean Fields, terletak di bawah Kota Naples, Italia, kini menunjukkan tanda-tanda kembali aktif. 

Menurut sebuah laporan penelitian yang dikutip dari News.com.au, Kamis (22/12/2016), gunung api itu sudah mendekati titik tekanan lutusan yang jika terjadi dapat menimbulkan 'kiamat kecil' bagi 500 ribu orang yang tinggal di wilayah tersebut.

Sebenarnya Campi Flegrai merupakan tipe gunung api berkawah besar, 13 kilometer, yang hampir seluruh bagiannya terletak di dalam laut. Gunung api itu juga tidak memiliki puncak, melainkan sebuah rongga besar berisikan magma.

Hal itulah yang menyebabkan Campi Flegrei yang dapat meletus sewaktu-waktu, menimbulkan ancaman sangat berbahaya. Tidak hanya bagi penduduk sekitar wilayah tersebut, tapi juga global.

Sementara itu setelah melakukan sebuah penelitian ilmuwan Prancis dan Italia yang berasal dari Nasional Institute of Geophysics and Volcanology di Bologna, menemukan tanda-tanda adanya peningkatan aktivitas magma di bawah permukaan Bumi dapat memicu lepasnya gas dan cairan berbahaya.

Menurut keterangan dari kepala penelitian, Giovanni Chiodini, hal itu juga dapat menimbulkan adanya uap panas di sekeliling bebatuan gunung api.

"Batuan hidrotermal, jika dipanaskan, bisa kehilangan ketahanan mekanik mereka dan menyebabkan adanya percepatan timbulnya kondisi kritis yang membahayakan," kata Chiodini pada AFP dalam sebuah email.

Untuk sementara waktu, Chiodini tak bisa memastikan apakah Campi Flegrei akan meletus atau tidak. Namun jika gunung api itu meledak, maka hal tersebut akan membuat penduduk lokal berada dalam bahaya besar.

Sementara itu ilmuwan melaporkan bahwa Campi FLegrei terus mengalami peningkatan aktifitas sejak 2005. Hal tersebut membuat pemerintah Italia meningkatkan peringatan bahaya pada 2012, dari hijau menjadi kuning. Itu menandakan dibutuhkannya pemantauan ilmiah aktif terhadap aktifitas Campi Flegrei.

Gunung api tersebut terakhir meletus pada 1538, dalam skala yang lebih kecil dan berlangsung selama delapan hari.

Kaldera Campi Flegrei terbentuk sekitar 40 ribu tahun yang lalu, setelah sebuah letusan besar membuat rbuan kilo meter lava, batu, dan puing-puing meyembur di udara. Ledakan tersebut merupakan erupsi terbesar di Eropa dalam 200 ribu tahun.

Sebuah teori menyatakan bahwa letusan tersebutlah yang menyebabkan punahnya Neanderthals -- manusia genus Homo yang berasal dari zaman Pleistosen dan hidup di Eurasia.

Lokasi Campi Flegrei terletak tak jauh dari Gunung Vesuvius. Gunung Api tersebut meletus dahsyat pada 24 Agustus 79. Awan panas, hujan batu, dan abu yang membara mengubur Pompeii, dan tragisnya, mengabadikan saat-saat terakhir orang-orang yang ada di dalamnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya