Kata-Kata Terakhir Pilot Pesawat Rusia: Kami Jatuh Komandan...

Berdasarkan sebuah rekaman dari awak pesawat yang bocor ke media Rusia, suara alarm terdengar saat jet itu kehilangan kendali.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Des 2016, 13:40 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 13:40 WIB
Pilot pesawat militer Rusia Tu-154, Roman Volkov
Pilot pesawat militer Rusia Tu-154, Roman Volkov

Liputan6.com, Moskow - Kedua black box atau kotak hitam pesawat jatuh Rusia di Laut hitam sudah ditemukan. Benda berisi data penerbangan yang pertama ditemukan pada Selasa, 27 Desember 2016, sementara benda yang lainnya sehari setelahnya.

Dari hasil analisis rekaman data penerbangan di kokpit pesawat Tu-154, awak pesawat Rusia terdengar panik saat pesawat kehilangan kemampuan mempertahankan ketinggian. Tak lama setelah lepas landas dari Bandara Sochi, diduga kuat pilot berjuang untuk mengontrol flaperon.

Berdasarkan sebuah rekaman dari awak pesawat yang bocor ke media Rusia, suara alarm disebutkan terdengar saat jet itu tak mampu mempertahankan ketinggian sebelum menghantam Laut Hitam bersama 92 orang lain di dalamnya.

Rekaman suara kokpit itu antara awak kabin, yang terdiri Kapten Mayor Roman Volkov dan kopilot yang merupakan navigator dan seorang insinyur.

Kata-kata terakhir yang disebutkannya adalah: "Kami jatuh komandan".

"Dari data pertama kotak hitam, situasi benar-benar tak terduga saat kedua pilot dan kopilot berupaya mengendalikan pesawat," demikian dilaporkan Life.ru.

"Mereka berupaya secepat mungkin mengembalikan laju pesawat dan mencoba menyelamatkan kapal tetang. Tapi upaya itu gagal." 

Berikut petikan percakapan detik-detik sebelum pesawat jatuh yang dikutip dari BBC, Kamis (29/12/2016).

Pilots' last words:

"Speed 300 (inaudible)."

"(Inaudible)."

"I've pulled in the landing gear, commander."
"(Inaudible)."

"Oh bloody hell!"

Piercing alarm sounds

"The flaps, hell, what a…!"

"The altimeter [altitude meter]!"

"We're in… (inaudible)."

Alarm sounds about dangerous proximity to the ground
"(Inaudible)."

"Commander we're falling!"

Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh setelah lepas landas dari sebuah bandara dekat Kota Sochi, setelah transit untuk mengisi bahan bakar.

Pesawat itu menghilang dari radar dua menit setelah lepas landas dari Bandara Adler pukul 05.23 (02:23 GMT) pada Minggu 25 Desember 2016.

"Data perekam penerbangan kedua ditemukan dalam kondisi baik dan dievakuasi dari dasar laut pada Rabu," kata Kementerian Pertahanan setempat.

Kantor berita Rusia Interfax mengatakan, "Hasil analisis awal dari data perekam penerbangan...mengarah pada kesimpulan musibah bencana itu adalah kesalahan dalam piloting (mengendalikan penerbangan)".

Kendati demikian, para ahli mengatakan flaperon, bagian sayap pesawat tampaknya tidak berfungsi "asynchronous" yang kemungkinan menjadi masalah teknis seperti kemungkinan terjadinya kesalahan oleh pilot.

Kotak hitam yang telah ditemukan itu diteliti di pusat penelitian Angkatan Udara Moskow, Lyubertsy.

Tim penyelamat melakukan operasi pencarian besar-besaran di Laut Hitam dalam upaya menemukan kotak hitam pesawat jatuh Rusia itu dan mengevakuasi jasad para korban.

Sebanyak 64 anggota musik militer ansambel terkenal Alexandrov, serta salah satu tokoh kemanusiaan terkenal Rusia, Yelizaveta Glinka yang dikenal sebagai Dr Liza -- Direktur Eksekutif Amal Aid Fair -- ada dalam daftar penumpang.

The Alexandrov Ensemble dijadwalkan tampil untuk konser Tahun Baru di pangkalan udara Hmeimim Rusia dekat Latakia.

Sementara penumpang lainnya adalah sembilan wartawan, kepala badan amal Spravedlivaya Pomoshch Elizaveta Glinka, dua PNS Federal dan delapan awak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya