Trump Undang Mantan Sandera Israel ke Gedung Putih

Kisah Sharabi disebut telah mengundang simpati Trump.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 03 Mar 2025, 10:05 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 10:05 WIB
Sandera Israel Ohad Ben Ami, Eli Sharabi dan Or Levy di atas panggung sebelum diserahkan Hamas ke Palang Merah di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah, pada hari Sabtu (8/2/2025). Abdel Kareem Hana/AP)
Sandera Israel Ohad Ben Ami, Eli Sharabi dan Or Levy di atas panggung sebelum diserahkan Hamas ke Palang Merah di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah, pada hari Sabtu (8/2/2025). Abdel Kareem Hana/AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Eli Sharabi, seorang sandera Israel yang telah dibebaskan, diundang ke Washington, DC, Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan Donald Trump pekan ini. Demikian menurut saudaranya yang berbicara kepada media Israel pada Minggu (2/3/2025).

Sharabi, yang dibebaskan dari Jalur Gaza setelah 16 bulan dalam penahanan, diperkirakan akan bertemu dengan Trump bersama sandera-sandera yang dibebaskan lainnya pada Selasa (4/3). Pertemuan ini dijadwalkan setelah Trump menonton rekaman wawancara Sharabi dengan televisi Israel, di mana dia menceritakan pengalamannya menghadapi kelaparan yang parah dan kekerasan selama masa penahanannya.

"Kutipan dari wawancara mengharukan Sharabi di Channel 12 Israel ditunjukkan kepada Trump dengan terjemahan bahasa Inggris dan dia kembali terkejut, tetapi juga menyatakan simpati besar bagi mereka yang selamat dari penahanan," ungkap saudara Sharabi, Sharon, menurut terjemahan dari surat kabar Israel Haaretz seperti dikutip dari The Guardian.

Ketika Sharabi dan dua sandera lainnya, Or Levy dan Ohad Ben Ami, dibebaskan pada 8 Februari setelah hampir 500 hari dalam penahanan, kondisi fisik mereka membuat orang Israel dan Trump marah. Sharabi sedang berada di rumahnya di Kibbutz Be'eri bersama istrinya yang lahir di Inggris dan kedua putri remaja mereka ketika Hamas menyerang pada 7 Oktober 2023.

Dalam wawancara dengan televisi Israel, Sharabi mengisahkan bagaimana dia diikat, kehilangan kesadaran, dan mengalami kelaparan yang ekstrem.

"Saya ingat tidak bisa tidur karena rasa sakit," katanya. "Tali mengikis daging saya dan setiap gerakan membuat saya ingin berteriak."

Dukungan Berlanjut Trump untuk Israel

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu di Ruang Oval, Gedung Putih, Selasa (4/2/2025).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu di Ruang Oval, Gedung Putih, Selasa (4/2/2025). (Dok. AP Photo/Evan Vucci)... Selengkapnya

Sharon lebih lanjut mengatakan bahwa saudaranya terbang ke AS dengan pesawat yang disediakan oleh Miriam Adelson, janda keturunan Israel-AS dari raja kasino Sheldon Adelson yang juga donor besar Trump.

"Besok pagi, kami akan naik pesawat dengan bantuan baik dari Ibu Adelson. Kami akan tiba untuk menemui Trump dan menjelaskan kepadanya secara langsung urgensi untuk melanjutkan tahap pertama atau memulai tahap kedua – itu tidak terlalu penting," tutur Sharon, merujuk pada kesepakatan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas.

Menurut orang tua Lianne, istri Sharabi, yang berbicara kepada BBC, para penyerang menembak anjing peliharaan, mengunci Lianne, dan kedua putri mereka di ruang aman, lalu membakarnya. Sharabi baru mengetahui bahwa istrinya dan kedua putrinya tewas pada hari itu setelah dia dibebaskan.

Saudara Sharabi lainnya, Yossi, juga disandera pada hari yang sama. Menurut militer Israel, Yossi meninggal awal tahun lalu di Jalur Gaza ketika tentara Israel mengebom sebuah gedung di dekat lokasi penahanannya.

Pemerintahan Trump terus menunjukkan dukungannya kepada Israel di tengah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Pada Jumat (28/2), mereka menyetujui penjualan senjata senilai hampir USD 3 miliar ke Israel, tanpa melalui tinjauan kongres. Senjata tersebut termasuk lebih dari 2.000 bom yang digunakan dalam perang melawan Hamas.

Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan blokade terhadap bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza pada Minggu, Gedung Putih menyatakan mereka "mendukung" keputusan Israel.

Sementara itu, dalam sebuah demonstrasi di Tel Aviv pada Minggu, keluarga-keluarga warga Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza mendesak pemerintah mereka untuk menghentikan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera. Mereka menegaskan tindakan tersebut membahayakan nyawa orang-orang yang mereka cintai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya