Liputan6.com, Gaza - Beberapa negara Arab dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam Israel karena menghalangi masuknya semua bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Mesir dan Qatar mengatakan, tindakan Israel pada Minggu (2/3/2025) melanggar kesepakatan gencatan senjata, sementara kepala Badan Kemanusiaan PBB Tom Fletcher menggambarkan hal tersebut sebagai sesuatu yang "mengkhawatirkan".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya bertindak karena Hamas mencuri pasokan dan menggunakannya "untuk membiayai mesin terornya", dikutip dari BBC, Senin (3/3).
Advertisement
Ia juga menuduh kelompok Palestina tersebut menolak usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, setelah berakhir pada Sabtu (1/3). Israel juga mengatakan, pihaknya telah menyetujui usulan tersebut.
Seorang juru bicara Hamas mengatakan, blokade Israel adalah "pemerasan murahan" dan "kudeta" terhadap perjanjian gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata menghentikan pertempuran selama 15 bulan antara Hamas dan militer Israel, yang memungkinkan pembebasan 33 sandera Israel dari sekitar 1.900 tahanan dan tahanan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/3), Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa pihaknya mengutuk keras keputusan Israel dan menggambarkannya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian gencatan senjata dan hukum humaniter internasional.
Di Mesir, Kementerian Luar Negeri menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata melawan rakyat Palestina, demikian laporan dari kantor berita AFP.
Baik Qatar maupun Mesir membantu memediasi perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Â
Kecaman Arab Saudi
Sementara itu, Arab Saudi menyatakan kecamannya terhadap blokade bantuan Israel, kata Kementerian Luar Negeri.
Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, menulis dalam sebuah posting di X mengatakan: "Hukum humaniter internasional jelas: Kami harus diizinkan mengakses untuk memberikan bantuan penting yang menyelamatkan nyawa."
Netanyahu mengatakan, Israel telah memutuskan untuk bertindak karena Hamas mencuri pasokan dan mencegah warga Gaza mendapatkannya.
"Mereka menggunakan pasokan ini untuk membiayai mesin terornya, yang ditujukan langsung ke Israel dan warga sipil kami, dan ini tidak dapat kami terima."
Hamas sebelumnya membantah telah mencuri bantuan kemanusiaan di Gaza.
Netanyahu juga mengatakan, Hamas menolak untuk menerima perpanjangan sementara gencatan senjata yang diusulkan oleh utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
Fase pertama gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025 dan berakhir pada tengah malam pada Sabtu kemarin.
Advertisement
