Trump: Hubungan AS-Rusia Akan Membaik Setelah Saya Jadi Presiden

Trump menyebur hubungan AS-Rusia akan membaik meski komunitas intelijen sangat yakin bahwa Putin merupakan dalang dibalik peretasan.

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Jan 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2017, 13:12 WIB
Donald Trump
Donald Trump (Reuters)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden terpilih Donald Trump mengatakan, Rusia akan lebih menghargai Amerika Serikat jika dirinya telah menjabat sebagai presiden. Hal itu disampaikannya melalui Twitter menyusul dirilisnya laporan intelijen atas peran Vladimir Putin dalam peretasan pilpres AS.

Dalam beberapa cuitan yang disampaikannya pada Sabtu 7 Januari 2017 itu, Trump terlihat berupaya untuk menjalin perserikatan dengan Rusia. Hal tersebut tetap disampaikannya meski komunitas intelijen AS sangat yakin bahwa Vladimir Putin merupakan dalang dibalik peretasan yang mempengaruhi pilpres AS.

"Memiliki hubungan yang baik dengan Rusia merupakan hal baik, bukan hal buruk. Hanya orang bodoh saja yang berpikir itu adalah hal buruk!" cuit Donald Trump.

"Ketika saya menjadi presiden, Rusia akan jauh lebih menghormati kita dibanding sekarang dan kedua negara, mungkin, bekerja sama untuk memecahkan beberapa dari banyak masalah besar, serta sejumlah persoalan dunia!" imbuh dia.

Sebelumnya, Trump mengomentari laporan yang dirilis Kantor Direktur Intelijen Nasional yang mengungkap penilaian badan-badan intelijen federal, bahwa Rusia telah terlibat dalam beberapa serangan siber terhadap Komite Nasional Demokrat (DNC) dan ketua kampanye Hillary Clinton, John Podesta.

Laporan yang dirilis tidak mengungkapkan sumber atau metodologi yang digunakan agen intelijen. Mereka beralasan bahwa itu merupakan hal rahasia yang disampaikan kepada Presiden Obama dan Donald Trump.

Setelah menerima penerangan singkat mengenai laporan rahasia itu, Trump bersikeras menyebut kesalahan yang ditemukan badan intelijen Amerika. "Benar-benar tak ada bukti bahwa peretasan memengaruhi hasil pemilu," ujar Trump.

Dikutip dari Independent, Minggu (8/1/2016), pada kenyataannya laporan itu tidak membuat penilaian terhadap dampak kegiatan peretasan Rusia terhadap hasil pilpres 2016. Laporan itu hanya mengevaluasi maksud di balik peretasan, dan tidak memiliki cara untuk untuk mengukur efeknya.

Trump pun melanjutkan menyalahkan peretasan DNC sebagai kelalaian yang dilakukan Demokrat.

"Salah satu alasan mengapa peretasan DNC dibahas adalah kekalahan besar yang dialami mereka sehingga mereka benar-benar malu," tulis Trump dalam Twitter.

Kesimpulan yang disampaikan dalam laporan tersebut meningkatkan kehawatiran bahwa sekutu AS saat ini akan menjadi kemungkinan target serangan siber Rusia pada masa depan.

"Kami menilai Moskow akan menerapkan pelajaran dari kampanya yang ditujukan kepada pemilihan presiden AS untuk memengaruhi upaya masa depan Amerika Serikat dan di seluruh dunia, termasuk terhadap sekutu AS dan proses pemilihan mereka," tulis laporan itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya