Profesi Bodyguard Para Miliarder China Terancam, Kenapa?

Dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi dua digit menurun. Belum lagi, kebijakan anti-korupsi Presiden Xi Jinping yang makin berat.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 16 Jan 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 19:20 WIB
China Perberat Kebijakan Anti-Korupsi, Profesi Bodyguard Terancam
Pelatihan bodyguard di Genghis Security Academy (Xinhua)

Liputan6.com, Beijing - Pusat pelatihan pengawal pribadi alias bodyguard telah menjadi bisnis besar di China, terutama dalam beberapa tahun belakangan. Namun, dengan melemahnya ekonomi dan kebijakan anti-korupsi Beijing yang makin berat, industri itu goyah.

Alasan itu diungkapkan oleh pendiri pelatihan bodyguard elite Genghis, Chen Yongqing.

Dikutip dari Time, pada Senin (16/1/2017), jumlah murid yang berlatih di tempat Chen pun berkurang.

Padahal, setidaknya empat tahun lalu, Genghis menjadi pilihan bagi mereka yang ingin bekerja dia pengawal pribadi.

"Pusat pelatihan pengawal pribadi telah menjadi bisnis besar di China saat itu.  Dahulu, banyak orang datang ke sini untuk menjadi bodyguard," kata Chen.

"Awalnya mereka takut dengan darah dan cedera. Tapi jadi bodyguard harus siap sedia, bahkan untuk terluka dan mati," lanjutnya.

Bukan tanpa sebab pengawal pribadi diperlukan. Jumlah miliarder China cukup meningkat signifikan.

Hal itu yang membuat Chen memutuskan untuk pensiun dini dari Tentara Pasukan Khusus untuk membangun bisnis ini pada tahun 2008.

"Sebelumnya, orang berpikir, bodyguard hanya untuk preman atau gangster. Tapi tidak. Oleh sebab itu, tempat saya mengubah image itu menjadi profesi bersertifikat," ujarnya.

Gaji yang ditawarkan pun menarik. Sebulan mereka bisa mendapat bayaran US$ 3.000, empat kali lebih besar dari pada upah rata-rata China.

Lebih dari 2.000 siswa telah lulus dari tempat kursusnya.

Namun, dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi dua digit menurun. Belum lagi, kebijakan anti-korupsi Presiden Xi Jinping dalam dua tahun ini semakin kuat.

"Kekayaan para klien menurun, mereka tak lagi gesit menyuap pejabat dengan mudah karena ancaman hukuman mati," terang Chen.

"Belum lagi, duit mereka kini makin menipis, tak banyak seperti dahulu," tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi China yang semakin melambat juga membuat khawatir pegawai pemerintah, termasuk tentara. Ada rencana Presiden Xi akan memecat 300 ribu tentara.

"Dahulu kami merekrut orang jebolan tentara. Tapi dengan kondisi seperti ini, saya tidak yakin," ujar Chen.

"Bisnis industri bodyguard di China tampaknya bergantung pada situasi politik dan ekonomi China," tutupnya.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya