Presiden China Xi Jinping Puji Kepemimpinan Obama, Donald Trump?

Presiden Xi mengapresiasi kepemimpinan Obama yang menurutnya telah menghasilkan capaian penting dan positif dalam hubungan kedua negara.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Jan 2017, 16:25 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2017, 16:25 WIB
Presiden Xi Jinping ketika menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss
Presiden Xi Jinping ketika menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss (Associated Press)

Liputan6.com, Davos - Dunia membutuhkan hubungan China-Amerika Serikat (AS) yang stabil dan kooperatif. Demikian disampaikan Presiden Tiongkok, Xi Jinping kepada Wakil Presiden AS, Joe Biden, beberapa hari sebelum pergantian kepemimpinan di Negeri Paman Sam.

Presiden Xi dan Wapres Biden berjumpa di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos. Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri China disebutkan, Xi menanggapi positif usaha Biden untuk meningkatkan persahabatan dan saling pengertian antar kedua negara.

"Dalam 38 tahun sejarah diplomatik AS-China, hubungan kedua negara telah dilanda angin dan hujan, namun umumnya terus melangkah maju," demikian pernyataan Kemlu China mengutip omongan Presiden Xi seperti dikutip dari Assian Correspondent, Rabu, (18/1/2017.

Lebih lanjut, Presiden Xi mengatakan, di bawah era Barack Obama, ada pembangunan hubungan yang "benar" juga capaian yang penting dan positif. Ia menekankan hubungan dagang dan people to people yang meningkat pesat.

"Kepentingan dasar rakyat di kedua negara dan dunia adalah melihat China dan AS bekerja keras untuk membangun hubungan berjangka panjang, hubungan kerja sama yang stabil," kata orang nomor satu di Tiongkok tersebut.

Pernyataan tertulis Kemlu China tersebut juga mengutip perkataan Wapres Biden. Ia mengatakan, AS berharap dapat memperdalam kepercayaan dan memperluas kerja sama kedua negara.

Dalam pernyataan tersebut nama Donald Trump selaku presiden terpilih AS sama sekali tidak disebutkan, meski diplomat senior China, Yang Jiechi yang bertemu Trump bulan lalu juga hadir saat pertemuan Xi dan Biden.

Trump, baik saat kampanye pilpres mau pun pasca-kemenangannya ia kerap menunjukkan sikap bermusuhan dengan Beijing. Dalam sebuah kesempatan, ia mengancam China dengan tarif impor tinggi.

Di lain sisi, Tiongkok dibuat geram bukan kepalang dengan langkah Trump menjalin komunikasi langsung dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.

Selama ini, pemerintahan AS setia menghormati prinsip "Satu China" di mana Washington mengakui bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayah China.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya