Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia akan meningkatkan pembelian produk dari Amerika Serikat (AS) sebagai langkah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.
Upaya ini sebagai respons atas keluhan AS mengenai defisit perdagangan yang mereka alami dengan Indonesia. Untuk menindaklanjuti hal ini, Prabowo telah memberikan instruksi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, agar segera melakukan negosiasi dengan pihak AS.
Baca Juga
"Jadi dalam kita negosiasi, kita juga bukan tidak punya kiat-kiat yang cukup meyakinkan. Sebagai contoh, surplus kita USD 17 miliar sama Amerika. Itu yang jadi masalah bagi mereka kan. Saya sangat confident, saya sudah menugaskan Menko Perekonomian, negosiasi, kita sudah sampaikan,” kata Prabowo dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional, di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Advertisement
Menurut Prabowo, ada sejumlah komoditas asal Amerika yang dibutuhkan Indonesia dan bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan impor, seperti gandum, kapas, hingga energi.
"Apa yang kita butuh dari Amerika? Kita butuh LPG USD 9 miliar, kita butuh BBM, kita bisa impor lagi. Kita butuh alat teknologi. Kedelai kita butuh dari mereka, gandum apalagi, kapas, pesawat terbang,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan bisa meredakan ketegangan dagang dan memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat ke depannya.
Peningkatan Impor diyakini tak bebankan APBN
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan sebagai respon terkait penerapan kebijakan tarif impor Trump, Presiden Prabowo telah mengarahkan agar Indonesia meningkatkan impor terhadap produk-produk Amerika Serikat.
Tingkatkan Produk Pertanian dari AS
Peningkatan impor itu terutama di sektor pertanian seperti kedelai dan gandum, yang merupakan komoditas yang tidak diproduksi di dalam negeri dan berasal dari daerah-daerah pemilih Partai Republik di AS.
"Tetapi arahan Pak Presiden, Pak Prabowo, bahwa kita akan meningkatkan produk dari Amerika, terutama juga produk agri-culture yang kita tidak punya, seperti soya bean dan wheat dari negara penghasil agri-culture, yang kebetulan daerah ini adalah daerah konstituennya Republican," kata Airlangga dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional, di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Selain itu, Indonesia juga mempertimbangkan pembelian produk rekayasa teknik (engineering product), serta energi seperti LPG dan LNG dari Amerika.
Namun, Airlangga memastikan pembelian ini tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena dilakukan melalui skema realokasi atau switch dari sumber pembelian sebelumnya.
"Nah, kemudian juga pembelian daripada engineering product, dan juga dengan pembicaraan dengan Menteri ESDM, juga kita arahan Pak Presiden, kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan LNG, peningkatan dari Amerika, tetapi ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian, switch, jadi tidak mengganggu APBN," jelasnya.
Advertisement
AS Telah terima Surat dari Indonesia Terkait Negosiasi
Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menerima surat dari Indonesia terkait negosiasi kebijakan tarif impor timbal balik.
Setelah menerima surat tersebut, pihak AS pun menunjukkan respons positif. Mereka menyatakan siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan Indonesia guna membahas isu ini lebih dalam.
"Indonesia dari kedutaan sudah bicara dengan USTR (perwakilan departemen perdagangan AS) Pak Presiden, kami laporkan surat Indonesia sudah dikirim, dan sudah diterima oleh Amerika melalui Duta Besar (AS di) Indonesia," kata Airlangga.
Ia juga menambahkan, komunikasi intensif terus berjalan melalui jalur diplomatik. Bahkan, Duta Besar Amerika Serikat meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan pembicara lanjutan mengenai surat tersebut.
"Hari ini juga Duta Besar Amerika meminta waktu untuk pembicaraan lanjutan, jadi mereka sudah terima surat yang diajukan, baik itu ke USTR maupun ke Secretary of Commerce (Menteri Perdagangan AS)," ujarnya.
