Liputan6.com, Weimar - Pada 72 tahun yang lalu, American Third Army atau Pasukan Ketiga Amerika membebaskan tahanan di kamp konsentrasi Nazi Buchenwald, Weimar, Jerman.
Kamp tersebut dijuluki sebagai yang terhoror kedua setelah Auschwitz, atas kekejaman yang harus diderita oleh tahanannya.
Saat pasukan AS mendekat ke kamp konsentrasi Buchenwald, polisi rahasia resmi Nazi Jerman atau Gestapo menelepon petugas kamp untuk memberi tahu bahwa pihaknya mengirimkan bahan peledak. Hal tersebut bertujuan agar bukti-bukti di kamp Buchenwald, termasuk tahanan, diledakkan.
Advertisement
Namun apa yang tidak diketahui Gestapo adalah, petugas kamp telah lari ketakutan karena Sekutu sudah dekat.
Seorang tahanan kamp Buchenwald menjawab telepon dari Gestapo di Weimar dan menginformasikan bahwa tak diperlukan bahan peledak karena kamp sudah diledakkan. Tentu saja, informasi itu tidak benar.
Dilansir History, kamp konsentrasi tersebut menahan ribuan tahanan, sebagian besar diperbudak jadi buruh. Meski tak ada kamar gas seperti di Auschwitz, namun ratusan hingga ribuan tahanan meninggal karena penyakit, gizi buruk, dan eksekusi.
Selain itu, para tahanan di sana dijadikan bahan percobaan oleh para dokter, untuk menguji efek dari infeksi virus dan vaksin.
Salah satu sosok yang paling mengerikan adalah Ilse Koch, istri dari komandan kamp. Perempuan yang terkenal sadis itu memukul tahanan dengan pecut.
Tak sampai di sana, Koch mengoleksi kap lampu, sampul buku, dan sarung tangan yang terbuat dari kulit para tahanan kamp.
Di antara mereka yang diselamatkan pasukan Amerika di kamp Buchenwald pada 11 April 1945 adalah Elie Wiesel. Pada 1986, penulis, guru, dan aktivis itu mendapat Nobel Perdamaian.
Beberapa hari sebelum tahanan di kamp Buchenwald dibebaskan, Tentara Amerika Serikat pada Perang Dunia II membebaskan kamp holocaust di Ohrdurf, Distrik Gotha, Provinsi Thuringia, Nazi-Jerman.
Kamp Ohrdurf dibangun pada November 1944 dan menjadi sub-bagian dari kamp konsentrasi Buchenwald di Weimar, salah satu kamp holocaust pertama yang dibangun dengan kapasitas paling besar di antara kamp konsentrasi lain.
Pada saat itu, Kamp Ohrdurf dijadikan salah satu pemasok utama pekerja rodi yang dieksploitasi untuk pembangunan rel kereta dan fasilitas komunikasi Nazi-Jerman untuk kepentingan perang.
Selain pembebasan tahanan di kamp konsentrasi Buchenwald, pada tanggal yang sama di tahun 1961, Pemerintah Israel memulai persidangan untuk mengadili para pelaku kejahatan Nazi yang telah terlibat pembantaian terhadap kaum Yahudi.
Persidangan perdana digelar terhadap Adolf Eichmann, pria yang didakwa membantu pemimpin Nazi Adolf Hitler melakukan sejumlah aksi brutal terhadap kaum Yahudi. Dia didakwa 15 pasal, termasuk pasal kejahatan perang.
Selain itu, pada 1962 gletser seukuran dua gedung pencakar langit dengan berat sekitar 6 juta ton di Gunung Huascaran di Peru, pecah dan dengan cepat menuruni gunung.
Gelondongan es melaju sejauh 9,5 mil atau sekitar 15 km hanya dalam waktu 7 menit, menerjang apapun yang dilewatinya: rumah, ladang, ternak, juga manusia.
Total, ribuan jiwa tewas akibat longsor. Pemerintah memperkirakan jumlahnya 2.000 sampai 2.500 orang. Namun, penduduk yakin kisarannya mencapai 3.000 sampai 4.000.