Pererat Persahabatan, 20 Mahasiswa China Studi Banding ke RI

Lewat program 'Write to China', 20 mahasiswa asal Fujian berkunjung ke Indonesia, dengan ditemani 20 mahasiswa terpilih asal Indonesia.

oleh Citra Dewi diperbarui 20 Apr 2017, 17:36 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2017, 17:36 WIB
Write to China
Sebanyak 20 mahasiswa China ditemani dengan 20 mahasiswa terpilih Indonesia berkunjung ke sejumlah tempat di Indonesia dalam sepekan. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 mahasiswa asal Fujian, Tiongkok berkunjung ke Indonesia, ditemani 20 mahasiswa terpilih asal Tanah Air. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program "Write to China" yang diselenggarakan atas kerja sama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan Kedutaan Besar China di Indonesia.

"Write to China" merupakan kompetisi esai yang pembukaannya dilakukan Januari 2017. Topiknya esai yang bertajuk 'What Indonesian Youth Thinks About China', berfokus terhadap bagaimana pandangan pemuda-pemuda Indonesia terhadap Tiongkok.

Dari sekitar 750 mahasiswa Indonesia yang mengikuti lomba tersebut, hanya 20 orang yang terpilih dan diundang untuk studi selama sembilan hari ke Tiongkok.

Dengan ditemani 20 mahasiswa terpilih China --yang saat ini berkunjung ke Indonesia, di sana 20 mahasiswa Indonesia mengunjungi beberapa kota-kota besar di Tiongkok, sejumlah universitas, beberapa kantor pemerintah, dan ke sejumlah warisan dunia dari UNESCO.

"Tujuannya sendiri untuk meningkatkan people to people relations, terutama antara pemuda Indonesia dengan pemuda Tiongkok," ujar program manager FPCI, Lailatunnazhifah kepada Liputan6.com.

Salah satu mahasiswa terpilih dari Indonesia, Fitria Ahibba Linna, mengaku senang dapat berkunjung ke China.

"Pertama senang. Kedua karena saya belajar hubungan internasional dan Tiongkok, jadi saya bisa melihat secara langsung tentang apa yang saya pelajari di kelas, dan saya benar-benar senang karena bisa melihatnya sediri secara langsung," ujar mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Kunjungan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) merupakan kegiatan awal yang dilakukan 40 delegasi tersebut di Indonesia. Sejumlah perwakilan dari Fujian, Kedutaan Besar China, Founder FPCI, dan Pejabat Kemenpora hadir dalam kegiatan tersebut.

(Dari kiri ke kanan) Lan Minshang, Jonni Mardizal, dan Dinno Patti Djalal di Kemenpora (20/4/2017) (Liputan6.com/Citra Dewi)

Dalam sambutannya, founder FPCI, Dino Patti Djalal, menyebut bahwa kekuatan terbesar di dunia adalah pemuda. "Siapa kah kekuatan terbesar dunia?" ujar dia. "Pemuda!" teriak sejumlah hadirin.

"Saat ini sebagian pemuda di dunia berusaha untuk memberantas kemiskinan, menciptakan produk baru, memperluas pengetahuan mereka, membangun persahabatan, dan mempromosikan perdamaian, banyak hal. Mereka tidak seperti pemuda-pemuda dalam sejarah sebelumnya," kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI itu pada Kamis (20/4/2017).

Hal serupa juga dikatakan oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Jonni Mardizal. "Sebagai pemuda kita punya kemampuan yang sangat baik untuk melakukan people to people relations. Kita harus memiliki kemauan untuk meraih mimpi, karena mereka akan menjadi pemimpin di masa depan," ujar dia.

Sementara itu Deputy Secretary of The Chinese Youth League Fujian Provincial Committee, Lan Minshang, berharap program tersebut dapat menjadi jembatan bagi Indonesia dengan China.

"Seperti yang dikatakan Dino, pemuda adalah kekuatan besar. Semoga program ini dapat menjadi wadah pemebelajaran bagi pemuda China dan Indonesia. Saya berharap mereka dapat menjadi jembatan bagi Indonesia dengan China," kata Lan dalam kata sambutannya.

Selain ke Jakarta, para delegasi dari kedua negara akan berkunjung ke Bandung, Yogyakarta, dan Bali.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya