Liputan6.com, Pyongyang - Seorang warga Amerika Serikat ditahan di Korea Utara setelah mencoba untuk meninggalkan negara pimpinan Kim Jong-un itu.
Pria tersebut diidentifikasi dengan nama panggilannya, Kim, seperti yang dilaporkan oleh media Korea Selatan dan diwartakan oleh BBC, Minggu, (23/4/2017).
Baca Juga
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, menjelaskan bahwa warga AS yang ditahan tersebut berusia sekitar 50 tahun dan berstatus sebagai mantan profesor dari Yanbian University, China. Pria itu telah berada di Korea Utara selama sebulan terakhir karena terlibat pada sebuah program kemanusiaan. Tuan Kim ditahan di Bandara Internasional Pyongyang.
Advertisement
Kim merupakan warga Negeri Paman Sam ketiga yang telah ditahan oleh rezim Kim Jong-un. Orang pertama ditahan karena diduga sebagai mata-mata. Sementara itu orang kedua ditahan karena mencuri sebuah tanda dari hotel di Korea Utara.
Pada tahun 2015, seorang warga AS keturunan Korea Selatan yang mengaku sebagai seorang pebisnis, Kim Dong-chul, ditangkap oleh pemerintah Korea Utara atas tuduhan espionase. Pria itu divonis 10 tahun kerja paksa.
Selain itu, pada tahun 2016, Otto Warmbier (21) ditahan karena mencuri sebuah papan propaganda di sebuah hotel. Ia divonis 15 tahun kerja paksa.
Sejumlah warga negara lain juga telah ditahan oleh pemerintah Korea Utara. Pasca-kasus pembunuhan Kim Jong-nam di Malaysia, sejumlah warga negara Negeri Jiran ditahan di Pyongyang. Mereka digunakan sebagai alat negosiasi pemerintahan Kim Jong-un untuk menekan Malaysia agar warga negara Korea Utara yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dan ditahan di Kuala Lumpur dapat segera dibebabskan.
Penahanan WN AS berinisial Kim kini menambah sejumlah daftar peristiwa yang membuat tensi Washington-Pyongyang terus menegang sepanjang tahun 2017.
Dua kapal tempur kelas penghancur milik Jepang turut bergabung dengan kapal induk milik Amerika Serikat USS Carl Vinson di Samudera Pasifik untuk melakukan manuver mendekat ke Semenanjung Korea. Laporan tersebut disampaikan oleh Angkatan Laut Jepang pada Jumat, 21 April 2017.
Sejumlah rencana tes misil juga dilaporkan akan dilakukan oleh Korea Utara. Sebelumnya, uji coba misil dilakukan pada 15 April 2017, bertepatan pada Day of the Sun.
Sejumlah kantor berita juga kerap melaporkan pernyataan kedua negara yang berniat saling-serang.
Hingga berita ini diturunkan, penahanan Kim masih dalam proses telisik lebih lanjut.
Â
Â
Â