Ilmuwan Sebut Penjelajah Waktu Bukan Hal Mustahil, Ini Alasannya

Seorang fisikawan telah mencipatkan sebuah model matematika yang mengungkap bahwa penjelajahan waktu bisa dilakukan.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Apr 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 18:20 WIB
Ilustrasi penjelajah waktu
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Okanagan - Sejak HG Wells mempopulerkan ide tentang time travel atau penjelajah waktu pada 1885, hal itu menjadi tema yang kerap diangkat dalam cerita fiksi sains atau dikenal dengan istilah sci-fi.

Namun nyatanya, hal tersebut kemungkinan dapat terwujud, dari apa yang dibayangkan manusia.

Seorang fisikawan telah mencipatkan sebuah model matematika yang mengungkap bahwa penjelajahan waktu bisa dilakukan.

Sayangnya, para ahli belum menemukan material yang cocok untuk membuat mesin waktu menjadi nyata.

"Orang-orang berpikir bahwa penjelajah waktu adalah hal fiksi," ujar seorang pengajar matematika dan fisika di kampus Okanagan, University of British Columbia, Ben Tippett.

"Dan kita cenderung berpikir bahwa hal itu tak mungkin terjadi karena kita tak bisa melakukannya. Namun secara matematika, hal itu bukan mustahil," imbuh Tippett.

Dikutip dari Daily Mail, Jumat (28/4/2017), dalam sebuah studi yang dipublikasi baru-baru ini, Tippett berargumen bahwa angkasa luar tak seharusnya dibagi menjadi tiga dimensi, dengan waktu sebagai hal yang terpisah.

Sebaliknya, ia mengatakan keempat dimensi tersebut harus dibayangkan bersamaan sebagai rangkaian ruang-waktu yang terhubung dari berbagai arah. Menurutnya, jika ruang dan waktu tak melengkung, planet dan bintang akan bergerak dalam garis lurus.

Tippett mengungkap, di dekat bintang raksasa, geometri ruang-waktu akan melengkung, menyebabkan lintasan lurus planet terdekat bengkok untuk mengikuti kelengkungan di sekitar bintang.

"Arah permukaan ruang-waktu juga menunjukkan kelengkungan," kata Tippett.

"Ada bukti yang menunjukkan, semakin dekat ke lubang hitam (black hole), waktu akan melambat. Model penjelajah waktu yang saya buat menggunakan waktu yang melengkung -- untuk menekuk waktu menjadi lingkaran bagi yang memasukinya, bukan dalam garis lurus."

"Lingkaran itu membawa kita kembali pada suatu waktu," jelas Tippett.

Model Tippett menggambarkan mesin waktu yang disebut Traversable Acausal Retrograde Domain in Space-time (TARDIS).

Model tersebut akan menjadi 'gelembung' geometri ruang-waktu, yang dapat membawa penumpangnya ke masa lalu dan masa depan melalui ruang dan waktu sepanjang jalur melingkar. Karena dapat berjalan melebihi kecepatan cahaya, ia dapat berjalan ke masa lalu.

Meskipun secara matematis penjelajah waktu mungkin terjadi, Tippett mengatakan bahwa tak mungkin ada orang yang bisa membangun mesin waktu -- setidaknya dalam waktu dekat.

"HG Wells mempopulerkan istilah mesin waktu dan dia membiarkan orang berpikir bahwa penjelajah memerlukan mesin atau kotak spesial untuk dapat menjelajah waktu," ujar Tippett.

"Meskipun secara matematis memungkinkan, sekarang kita belum bisa membangun mesin ruang-waktu karena kita membutuhkan bahan -- yang kita sebut materi eksotis -- untuk membatasi ruang-waktu dengan cara yang tak mungkin ini, namun hal itu belum ditemukan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya