Liputan6.com, Minya - Setidaknya 17 mumi utuh ditemukan di situs kuburan kuno yang terletak di Provinsi Minya, 250 km di selatan Kairo. Selain mumi, ditemukan juga sarkofagus tanah liat, peti mati binatang, dan papirus.
Kuburan yang terletak delapan meter di bawah tanah itu pertama kali dideteksi oleh tim dari Universitas Kairo dengan menggunakan radar pada 2016.
Hingga saat ini belum diketahui usia mumi tersebut. Namun menurut Dekan Arkeologi Universitas Kairo, diyakini mumi itu berasal dari Periode Greco-Roman, kira-kira 600 tahun setelah penaklukan wilayah tersebut oleh Alexander the Great pada 332 SM.
Advertisement
"Penemuan ini masih permulaan," ujar Kementerian Barang Antik Mesir, Khaled el-Enany, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Senin (15/5/2017). Ia menambahkan, penemuan tersebut dapat membantu sektor pariwisata.
Mesir berharap penemuan baru-baru ini akan mencerahkan citranya di luar negeri dan menghidupkan kembali minat wisatawan yang dahulu memfavoritkan kuil dan piramida Firaun sebagai tujuan wisatanya. Namun tempat tersebut saat ini mengalami penurunan sejak pemberontakan politik pada 2011.
"2017 telah menjadi tahun bersejarah bagi penemuan arkeologi, seolah-olah itu adalah pesan dari nenek moyang kita yang membantu kita untuk menarik wisatawan kembali," kata el-Enany.
Arkeolog di seluruh Mesir telah mengekskavasi sejumlah peninggalan dalam beberapa bulan terakhir. Pada 10 Mei lalu, Kementerian Barang antik mengumumkan telah menemukan apa yang diyakini sebagai ruang pemakaman putri Firaun yang berusia 3.700 tahun.
Pada Maret 2017, Patung Firaun berusia 3.700 tahun ditemukan di terowongan berlumpur di pinggiran kota. Para arkeolog juga menemukan 12 pemakaman yang diyakini berusia 3.500 tahun.
Menteri Pariwisata Mesir, Yehia Rashed mengatakan pada bulan lalu, penemuan itu akan meningkatkan kunjungan hingga 10 juta pada tahun ini.
Sektor pariwisata yang menjadi sumber pemasukan penting Mesir, harus kembali berjuang di tengah meningkatnya serangan dalam beberapa tahun terakhir.