Media China Puji Aksi Kontra-Intelijen yang Bikin CIA Kocar-kacir

Koran China Global Times memuji usaha pemerintah China membongkar jaringan CIA dan membunuh 20 agennya di Tiongkok.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 23 Mei 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 10:00 WIB
Ilustrasi Badan Intelijen Amerika Serikat CIA
Ilustrasi Badan Intelijen Amerika Serikat CIA (Wikipedia)

Liputan6.com, Beijing - Pada Sabtu, 20 Mei 2017, media Amerika Serikat New York Times menurunkan laporan yang mengejutkan. Mereka membeberkan dokumen tentang cara pemerintah Tiongkok menghancurkan sejumlah operasi CIA di China sejak 2010.

Kegiatan intelijen yang gagal itu dilaporkan memakan korban jiwa. Puluhan informan CIA dilaporkan tewas, delapan orang lainnya ditahan.

Menyusul laporan tersebut, koran paling berpengaruh yang dimiliki pemerintah Beijing memuji usaha kontra-intelijen China. 

Dikutip dari The Guardian, Selasa (23/5/2017), media Global Times yang dipublikasikan People’s Daily, dalam editorialnya yang ditulis dalam dua bahasa menyebut, "jika laporan itu benar, berarti kemenangan bagi China."

"Kami ingin memberi pujian kepada kontra-intelijen China atas usahanya itu. Tak hanya karena keberhasilan mengacak-acak jaringan CIA, tapi juga membuat Washington bertanya-tanya bagaimana intelijen mereka bisa hancur," tulis media.

"Artikel itu bisa berarti kemenangan bagi kami. Itu berarti, jika CIA ingin membangun jaringan mata-matanya di China, mereka akan menemukan nasib yang sama," lanjutnya.

Meski demikian, media itu menyangkal adanya laporan agen CIA ditembak di muka umum.

"Dalam artikel itu tertulis salah seorang sumber CIA ditembak di halaman kantor pemerintah. Hal itu adalah kisah yang dibuat-buat, seperti halnya imajinasi film spionase AS," tulis koran itu.

Sejauh ini, pemerintah China tidak memberikan respons terkait artikel di New York Times.

Kementerian Keamanan Negara yang membawahi operasi anti-spionase tidak memiliki layanan telepon yang bisa diakses publik. Lembaga itu juga tak punya situs resmi. 

Sementara itu, situs New York Times tak bisa diakses di negara itu, sama nasibnya dengan media-media mainstream Barat lainnya.

Ada kemungkinan, artikel New York Times didiskusikan secara luas setelah isinya dimuat di media-media China lainnya terutama di dunia maya.

Kisah itu menarik ribuan komentar di Weibo, semacam Twitter ala China.

Kebanyakan mereka bangga dengan usaha pemerintah menghancurkan jaringan CIA di Tiongkok. 

"Lawan para pengkhianat mata-mata, lindungi keamanan negara ini," kata salah satu pengguna. Lainnya menulis, "Bagus! Kerja yang baik, China."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya