Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan perang terkenal dalam sejarah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, ternyata tak sedikit yang berkobar dalam kurun waktu yang singkat.
Sengketa perbatasan, rivalitas dalam bidang tertentu, permusuhan lama, dan sebagainya telah memicu pecahnya konflik bersenjata yang dapat terjadi dalam batas waktu tak terduga. Pernah dalam satu kasus, perang berakhir dalam waktu kurang dari satu jam.
Baca Juga
Terlepas dari durasi, tingkat kerusakan, dan jumlah korban, namun perang tetaplah perang yang penting secara historis. Seperti Liputan6.com kutip dari Ranker.com, Selasa (20/6/2017) berikut sejumlah perang terpendek yang tercatat dalam sejarah:
Advertisement
1. Perang Anglo-Zanzibar, 46 Menit
Belum banyak yang tahu mungkin bahwa perang pernah terjadi dalam rentang waktu 38 hingga 46 menit! Pertempuran tersebut berlangsung antara Inggris dan Zanzibar pada 27 Agustus 1896.
Perang pecah setelah Sultan Hamad bin Thuwaini dari Pulau Zanzibar yang bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris meninggal dunia. Sementara, keponakannya yang seorang nasionalis, Khalid bin Bargash merebut kekuasaan.
Inggris menyampaikan ultimatum yang memerintahkan Bargash untuk menyerahkan kekuasaannya. Namun Bargash menolak dan memerintahkan pasukannya untuk membentengi istana.
Tak sabar menghadapi tingkah Bargash, Inggris mengumpulkan armada untuk mengepung istana. Kapal-kapal Angkatan Laut kerajaan melepas tembakan ke arah istana pada pukul 09.00.
Setidaknya, korban tewas di pihak Zanzibar mencapai 500 orang dan Bargash menyerah setelah perang berlangsung kurang dari satu jam. Sementara di pihak Inggris, hanya seorang anggota angkatan laut yang menderita luka ringan.
2. Invasi Anjouan, Dua Hari
Invasi Anjouan dimulai pada 25 Maret 2008 setelah sebuah serangan dilancarkan terhadap Pulau Anjouan, salah satu pulau di Komoro. Pasukan yang dipimpin Komoro dan dibantu oleh tentara Uni Afrika, Sudan, Tanzania, Senegal dan Libya berusaha menggulingkan Kolonel Mohamed Bacar yang menolak menyerahkan jabatannya setelah pemilu tahun 2007.
Dengan pasukan gabungan tersebut, kelompok Bacar yang terdiri dari 500 pasukan dapat dikalahkan dalam waktu dua hari saja! Tiga pasukannya dikabarkan tewas, sementara Bacar berhasil melarikan diri dengan sebuah kapal cepat.
Bacar diketahui melarikan diri ke Mayotte demi mendapat perlindungan politik. Namun, ia ditahan oleh pemerintah Prancis dan dibawa ke Pulau Réunion.
Permintaan perlindungan politik Bacar ditolak oleh Prancis, namun kantor urusan pengungsian Prancis tidak bersedia mengirimnya kembali ke Komoro dengan alasan risiko persekusi.
Advertisement
3. Operasi Desert Sabre, 100 Jam
Ketika perang udara melawan pasukan Irak yang menduduki Kuwait berlangsung selama beberapa bulan, perang darat justru berakhir jauh lebih cepat. Peristiwa yang dikenal dengan kode Operasi Desert Sabre ini terjadi dalam kurun 100 jam.
Korban tewas di pihak Amerika Serikat mencapai 130 orang. Pasukan koalisi saat itu memanfaatkan sejumlah besar peralatan, armada udara, dan keengganan tentara Irak untuk berperang dengan melancarkan serangan darat dan udara yang menghancurkan.
Dari 24 hingga 28 Februari 1991, kendaraan lapis baja sekutu meringsek masuk ratusan mil ke Kuwait. Mereka menghancurkan semua yang mencoba melawan dan mengusir tentara Irak. Armada itu diperintahkan berhenti pada jarak 150 mil dari Baghdad.
4. Perang Sepak Bola, 100 Jam
Dikenal dengan sebutan Perang Sepak Bola atau Perang 100 Jam, pertempuran pecah di antara El Salvador dan Honduras pada Juli 1969. Penyebabnya adalah persoalan ekonomi, terutama imigrasi dari El Salvador ke Honduras.
Ketegangan dikabarkan meningkat ketika Honduras mengusir paksa pekerja El Salvador. Peristiwa itu bertepatan dengan kerusuhan ketika dua negara saling berhadapan di babak kualifikasi kedua Amerika Utara dalam ajang Piala Dunia FIFA 1970.
El Salvador memenangkan dua dari tiga pertandingan, kemudian mereka memutuskan hubungan dengan Honduras dan melancarkan serangan udara ke pangkalan Honduras di perbatasan.
Tak tinggal diam, Honduras pun melancarkan serangan balasan dan El Salvador menanggapinya dengan invasi skala penuh. Dipicu ketakutan akan jatuhnya ibu kota, Honduras meminta gencatan senjata dan inilah yang mengakhiri perang keduanya.
Advertisement
5. Aneksasi India atas Goa, Dua Hari
Aneksasi India di Goa pada tahun 1961 merupakan sebuah perang singkat yang terjadi antara Negeri Hindustan dan Portugal atas eksklavasi Goa, Daman dan Diu, yang semuanya dipegang oleh Portugal sebagai sisa-sisa kekuasaan kolonial.
Tiga eksklavasi tersebut menampung lebih dari 600.000 warga, yang sebagian besar diidentifikasi sebagai orang India dan beragama Hindu. India mengumpulkan kekuatan besar untuk membawa mereka kembali, dan meluncurkan serangan udara, laut, dan darat terkoordinasi pada tanggal 18 Desember 1961.
Sehari kemudian, sebagian besar wilayah Goa berada di tangan India, dan meskipun ada peringatan Portugal bahwa mereka lebih suka membakar keseluruhan eksklaval daripada melepaskannya, namun kemudian pasukan komando pasukan Portugal mengibarkan bendera putih alias menyerah. Korban tewas sekitar 50 tewas, sementara 100 lainnya luka-luka.
6. Perang Libya-Mesir, Tiga Hari
Perang yang berlangsung antara Libya dengan Mesir dipicu sengketa perbatasan. Konflik bersenjata terjadi selama tiga hari pada Juli 1977.
Permusuhan Libya dan Mesir telah terjadi cukup lama. Perang pecah saat petugas penjaga perbatasan Mesir menembak seorang demonstran Libya.
Segera setelahnya, Libya melepaskan tembakan ke kota Sallum. Tank-tank Libya pun semakin agresif, namun pasukan Mesir yang memiliki peralatan lebih baik berhasil menghadapi serangan sebelum akhirnya perang berakhir.
Advertisement