Kapal Perang AS Dekati Wilayah Sengketa, Ini Respons China

China menanggapi peristiwa berlayarnya kapal perusak milik Angkatan Laut AS ke dekat sebuah pulau yang disengketakan di Laut China Selatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Jul 2017, 14:08 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2017, 14:08 WIB
Sejumlah hanggar dan radar di Fiery Cross, Laut China Selatan
Sejumlah hanggar dan radar di pulau milik Tiongkok, Fiery Cross, Laut China Selatan (Asia Maritime Transparency Initiative)

Liputan6.com, Beijing - Peristiwa berlayarnya kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat ke dekat sebuah pulau yang disengketakan di Laut China Selatan direspons oleh Tiongkok. Beijing menilai tindakan tersebut merupakan provokasi politik dan militer serius yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut dalam hubungan kedua negara.

Kapal perusak AL AS USS Stethem dilaporkan berlayar dalam jarak kurang lebih 20 kilometer dari Pulau Triton di Kepulauan Paracel. Wilayah itu diklaim oleh China, Taiwan, dan juga Vietnam.

Seperti dikutip dari The Guardian, Senin (3/7/2017), berlayarnya kapal USS Stethem ke dekat Pulau Triton merupakan bagian dari latihan kebebasan navigasi. Peristiwa ini terjadi beberapa jam sebelum panggilan telepon yang dijadwalkan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping.

Kantor berita Xinhua melansir, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang pada Minggu 2 Juni waktu setempat menyebutkan, pihaknya telah mengirimkan kapal dan pesawat tempur untuk menanggapi tindakan Amerika Serikat.

"China mendesak AS untuk segera menghentikan operasi provokatif semacam itu yang melanggar kedaulatan dan mengancam keamanan China," kata Lu.

Lebih lanjut Lu menambahkan, Beijing akan mengambil semua sarana yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional.

Ini merupakan kali kedua, AS melakukan latihan kebebasan navigasi tepatnya sejak Trump mulai berkuasa. Beberapa hari lalu, Negeri Paman Sam mengambil sejumlah langkah yang membuat jengkel China, salah satunya mengizinkan penjualan senjata senilai US$ 1,3 miliar ke Taiwan.

Selain itu, Departemen Keuangan AS diketahui memberlakukan sanksi terhadap bank China yang dituduh melakukan pencucian uang Korea Utara. Pada Kamis lalu, Departemen Luar Negeri AS pun menyatakan keprihatinannya tentang sikap Beijing atas kebebasan di Hong Kong.

Dan dua hari sebelumnya, AS juga melabeli China sebagai pelaku perdagangan manusia terburuk di dunia.

Semua langkah AS tersebut seolah mencerminkan pembalikan dari situasi pada April lalu ketika Presiden Xi Jinping berkunjung ke resor mewah Trump Mar-a-Lago di Florida. Pertemuan yang menandai tatap muka perdana keduanya tersebut menurut Trump telah membantu membangun hubungan luar biasa antara AS-Tiongkok.

Sinyal positif lebih lanjut ditunjukkan ketika kedua belah pihak pada Mei lalu sepakat untuk mengekspor daging sapi dan gas alam ke China.

Trump sendiri sempat memuji upaya China untuk menekan Korea Utara atas program nuklir dan misilnya. Meski demikian, Beijing gagal menekan Pyongyang dan Trump tak kuasa menyembunyikan frustrasinya.

Pada 20 Juni lalu, melalui media sosial Twitter Trump berkicau bahwa upaya Tiongkok menekan Korut tidak berhasil. Namun, ia menambahkan, "Setidaknya saya tahu China telah berusaha!".

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya