Liputan6.com, Hamburg - Di tengah ketegangan uji coba nuklir Korea Utara, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.
Moon juga menawarkan kedua negara untuk mempertemukan keluarga yang terpisah akibat perang, menghentikan kekerasan di sepanjang perbatasan, dan bekerja sama dalam Olimpiade Musim Dingin 2018 yang diadakan di Pyeongchang, Korsel.
Baca Juga
Dikutip dari Time, Jumat (7/7/2017), pernyataan Moon menegaskan kembali niatnya untuk menggunakan dialog dan tekanan dalam mencoba mengatasi kebuntuan mengenai program senjata Korut.
Advertisement
Namun, hingga saat ini belum jelas apakah Korea Utara akan menerima tawaran Moon, mengingat Korut menjalin kerja sama dengan AS dan negara-negara lain dalam upaya menjatuhkan sanksi terhadap Korut.
"Situasi saat ini di mana tidak ada kontak antara otoritas yang relevan di Selatan dan Utara sangat berbahaya," kata Moon dalam pidatonya pada 6 Juli 2017 menjelang KTT G20 di Jerman digelar.
"Saya siap bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kapan pun dan di mana pun, jika kondisinya sesuai dan jika mereka memberi kesempatan untuk mengubah ketegangan dan konfrontasi di Semenanjung Korea."
Moon Jae-in mengatakan bahwa ia dan Kim dapat menguraikan semua masalah dan ketegangan di meja perundingan, termasuk program nuklir Korut dan penandatangan perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Korea (1950-1953) secara resmi.
Sejak resmi menjabat sebagai presiden pada Mei lalu, Moon berusaha memperbaiki hubungan dengan Korut. Namun, niatan baik tersebut justru disambut dengan serangkaian uji coba rudal, termasuk jenis misil antarbenua (ICBM) pada 4 Juli 2017.
Peluncuran ICBM tersebut adalah uji coba rudal tersukses hingga saat ini dan memicu kekhawatiran keamanan di Washington, Seoul, dan Tokyo. Pasalnya, Korut sedang mengembangkan rudal antarbenua yang dapat menjangkau daratan AS.
Setelah peluncuran tersebut, Kim Jong-un mengatakan bahwa ia tidak akan pernah menegosiasikan program pengembangan senjata Korut, kecuali AS bersedia meninggalkan kebijakan bermusuhan dengan negaranya.
Pernyataan Kim Jong-un itu menunjukkan bahwa dia akan memerintahkan lebih banyak peluncuran rudal dan uji coba nuklir hingga Korut mampu mengembangkan ICBM yang dapat menjangkau seluruh AS.