Liputan6.com, Jakarta - Pada 15 Juli 2016, mata dunia menuju ke Turki. Negeri di persimpangan Timur Tengah dan Eropa diterjang kudeta yang pelakunya konon adalah sekelompok anggota militer.
Kudeta tersebut ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Upaya penggulingan kekuasaan itu gagal.
Walau demikian, upaya kudeta itu masih meninggalkan kesedihan mendalam. Ratusan nyawa warga sipil melayang.
Advertisement
Ingatan akan peristiwa tersebut menggugah sanubari Duta Besar Turki untuk Indonesia, Sander Gurbuz. Air matanya tumpah ketika membacakan pernyataan terkait peringatan satu tahun kudeta gagal.Â
"Terima kasih untuk mereka yang sudah mengorbankan nyawanya, karena mereka kita masih bisa ada di sini," ucap Gurbuz di kantor Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Kamis (14/7/2017).
Baca Juga
Dengan suara serak, Dubes Gurbuz mengatakan, peristiwa tersebut adalah sebuah tonggak sejarah. Di mana warga Turki telah memilih jalan tepat, yaitu mempertahankan demokrasi.
"Ini lebih dari kudeta, peristiwa ini adalah sebuah pengkhianatan, tidak ada yang tepat untuk menggambarkan betapa sadisnya kebrutalan yang terjadi," kata dia.
Berdasarkan hasil investigasi Pemerintah Turki, otak dari kudeta tersebut diklaim adalah Fethullah Gulen, yang merupakan ulama negara tersebut yang sedang berada di pengasingan di Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, Fethullah Gulen membantah terlibat dalam kudeta tersebut.
Walau kejadian tersebut masih membekas, dan pemerintah Turki terus berupaya untuk memulangkan Gulen untuk diadili.
Menurut Dubes Gurbuz, kudeta gagal itu memberikan pelajaran penting terkait persatuan seluruh rakyat untuk membela kesatuan negara. "Kita bangga melewati ujian ini," paparnya.
Pada 2016 lalu, seusai kudeta, Erdogan mengatakan, pihaknya telah mengerahkan aparat untuk menangkap pejabat angkatan bersenjata yang terlibat dalam upaya pengambilalihan kekuasaan.
"Bagi mereka yang bertanggung jawab akan dijatuhi hukuman," kata dia seperti dikutip dari CNN, Sabtu 16 Juli 2016.
Bicara dari Istanbul, Erdogan juga mengatakan, hotel yang ia tinggali di Provinsi Marmaris dibom setelah ia meninggalkan penginapan tersebut.
Kudeta gagal itu, diawali saat pesawat tempur terbang rendah di atas Istanbul dan kendaraan lapis baja dikerahkan di jembatan-jembatan utama.
Namun, upaya tersebut gagal setelah Erdogan menyerukan warga untuk turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan dukungan bagi pemerintah Turki setelah militer mengatakan mereka merebut kontrol penuh dari negara.