6 Jet Tempur Berhulu Ledak Nuklir China Terbang Dekat Okinawa

China mengklaim telah mengirim 6 pesawat pengebom ke teritorial internasional rentan konflik di dekat Okinawa, Jepang.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 17 Jul 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 16:30 WIB
Xian H6K Bomber China (Wikimedia Commons)
Xian H6K Bomber milik China (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Beijing - Minggu ini, China mengklaim telah mengirim enam pesawat pengebom yang mampu membawa hulu ledak nuklir ke teritorial internasional rentan perselisihan dekat Okinawa, Jepang.

Beijing menjelaskan, keenam pesawat itu tengah melaksanakan operasi latihan militer aviasi jarak jauh di kawasan.

Keenam pesawat jenis Xian H6K Bomber itu terbang di Terusan Bashi dan Selat Miyako sepanjang minggu lalu, dalam sebuah latihan aviasi jangka panjang. Demikian seperti diwartakan oleh News.com.au, Senin (17/7/2017).

"Angkatan Udara China, selama beberapa minggu terakhir, melakukan berbagai latihan militer di Terusan Bashi dan Selat Miyako, dengan mengerahkan H-6K Bomber serta menyimulasikan pertempuran di atas kawasan laut. Operasi itu merupakan latihan militer rutin," jelas juru bicara untuk Kementerian Pertahanan Tiongkok, Ren Guoqiang, seperti yang dikutip oleh media pemerintah CGTN.

"Sah-sah saja bagi militer China untuk mengirim pesawat militer untuk terbang ke kawasan tersebut untuk melakukan latihan. Saya harap negara yang bersangkutan tidak bersikap berlebihan akan hal tersebut," tambahnya.

Merespons hal tersebut, militer Jepang mengklaim bahwa, sejumlah kapal tempur dikerahkan untuk mengobservasi enam pesawat tersebut.

Menurut hasil pemantauan militer, pesawat China itu masih beraktivitas di kawasan udara internasional dan tidak memasuki wilayah kedaulatan Negeri Sakura.

Akan tetapi, militer Jepang menilai bahwa aktivitas yang dilakukan China 'tidak lumrah'.

Selat Miyako terletak di antara kepulauan Sakishima dan Okinawa. Kawasan itu dianggap negara di kawasan sebagai area strategis, karena menghubungkan Jepang dan Taiwan serta bersinggungan dengan China.

Sementara itu, Terusan Bashi --kawasan strategis lain-- merupakan wilayah yang menghubungkan Laut China Selatan dan Samudera Pasifik serta terletak di antara Taiwan dan Filipina.

Kedua wilayah itu dinilai rentan memicu tensi tegang antara negara yang saling bersinggungan, seperti China, Taiwan, Jepang, dan Filipina. Terlebih lagi, dua kawasan tersebut kaya akan sumber daya perikanan, strategis dari segi jalur transportasi, dan memiliki potensi geopolitik yang kuat.

Operasi latihan jet tempur tersebut bukanlah kali pertama bagi China untuk mengirim sumber daya militernya di kawasan. Maret lalu, Tiongkok mengerahkan 13 jet tempur dan pesawat pengebom ke selat Miyako.

Di sisi lain, Negeri Sakura dilaporkan menambah kekuatan tempurnya di pangkalan militer Okinawa. Aksi itu diduga sebagai salah satu bentuk untuk merespons aktivitas Negeri Tirai Bambu di area tersebut. Kehadiran militer China di Samudera Hindia juga dianggap semakin mengkhawatirkan negara di sekitar, seperti India.

Dalam beberapa waktu terakhir, China nampak mengekspansi presensi angkatan bersenjata di sejumlah kawasan. Teranyar, Beijing resmi mendirikan basis militer baru di Djibouti, wilayah Tanjung Afrika, yang juga rumah bagi Camp Lemonnier, pangkalan militer milik Amerika Serikat. Beberapa kapal dan pesawat tempur Tiongkok juga kerap dilaporkan beroperasi di Pasifik hingga ke perairan Singapura.

Saksikan juga video berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya