Mahasiswa Belanda Pakai Narkotika Jelang Ujian, Mitos atau Fakta?

Para pelajar di Belanda dilaporkan kerap menggunakan Ritalin, narkotika golongan II untuk meningkatkan konsentrasi saat belajar dan ujian.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Agu 2017, 14:48 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 14:48 WIB
Ilustrasi Narkoba
Ilustrasi Narkoba

Liputan6.com, Utrecht - Fakta mengejutkan terkuak dari para mahasiswa di Belanda. Menurut hasil penelitian belum lama ini, satu dari empat orang terbukti menggunakan narkotika golongan II, Ritalin.

Menurut Badan Pencegahan Narkoba AS seperti dikutip dari id.drugfreeworld.org, Selasa (1/8/2017), ritalin sejenis dengan kokain, morfin, dan amfetamin. Obat tersebut banyak digunakan oleh para remaja karena efek perangsang yang terdapat di dalamnya.

Menurut pengawas medis, seperti digambarkan dalam video Zoomin.TV Indonesia, Ritalin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati attention deficit hyperactivity disorder atau hiperaktif.

Para pelajar di Belanda dilaporkan kerap menggunakannya untuk meningkatkan konsentrasi saat belajar dan ujian.

"Ya, saya pernah menggunakannya, saat pekan ujian," ujar salah satu mahasiswi dalam video tersebut.

Di Belanda, Ritalin hanya dijual dengan resep dokter. Namun belakangan diketahui juga bisa dibeli secara online.

Meski dianggap memiliki sisi positif bagi para pelajar di Belanda, obat Ritalin memiliki dampak negatif bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus.

"Ritalin memiliki efek negatif seperti memicu rasa gugup, insomnia, mulut kering, mual dan di beberapa kasus menimbulkan kecemasan dan masalah pada jantung," ujar peneliti IVM, Belle Barendregt.

Bahkan di AS, tercatat kasus siswa berusia 21 tahun meninggal akibat overdosis Ritalin.

Saksikan selengkapnya terkait penggunaan Ritalin oleh para mahasiswa Belanda dalam video berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya