Liputan6.com, Quebec - Setidaknya enam bulan usai penembakan di Masjid Kota Quebec, Kanada tindak kekerasan kembali terjadi. Kali ini, mobil milik Pemimpin Masjid, Mohamed Labidi dibakar oknum tidak bertanggungjawab.
Dalam keterangannya, Labidi mengaku geram atas tindakan tersebut. Ia tak habis pikir mengapa aksi kebencian kambuh lagi.
"Ini adalah rangkaian panjang dari insiden di Pusat Budaya Islam di Quebec," ucap Labidi seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (31/8/2017).
Advertisement
Pembakaran mobil tersebut terjadi sejak 6 Agustus 2017 lalu. Namun, baru diungkap ke publik belakangan ini, dengan alasan memberi kesempatan kepolisian melakukan investigasi terlebih dulu.
Baca Juga
Menurut Wali Kota Quebec Regis Labeaume, diduga kuat pembakaran merupakan respons dari pengumuman pembukaan pekuburan Muslim di wilayah tersebut.
"Akan jadi kebetulan yang sangat aneh jika dua hal itu tidak berkaitan," sebut Labeaume.
Hingga kini, polisi belum mengungkapkan motif sebenarnya pembakaran tersebut.
"Belum bisa dipastikan apakah ini kasus kriminal terhadap umat Islam atau hanya aksi vandalisme acak," ucap Juru Bicara Kepolisian Quebec, Jean-Francois Vezina.
Bangkitnya Kelompok Sayap Kanan Kanada
Insiden tersebut pun terjadi hampir bersamaan dengan bangkitnya kelompok ekstrem sayap-kanan di Quebec.
Kelompok itu, belakangan ini, semakin vokal mengkritik pemerintah terkait kebijakan lebih terbuka terhadap imigran. Mereka pun menyatakan penolakan besar terhadap kelompok Islam radikal.
Kelompok ini merupakan pihak yang bertanggungjawab dalam pelemparan kepala babi di depan pintu masuk sebuah masjid.
Sampai sekarang, kepolisian Kanada belum bisa menangkap pelaku pelemparan tersebut.
Sementara itu, terkait pendirian pemakaman kaum Muslim, Wali Kota Labeaume menyatakan langkah ini adalah bentuk dukungan kepada komunitas Muslim yang jadi korban tindak kekerasan pada awal tahun 2017 ini.
Simak video berikut:
Advertisement