Liputan6.com, Sydney - Alih-alih tampil lebih cantik dengan payudara montok, seorang wanita China justru meninggal dunia usai menjalani operasi.Â
Seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (6/9/2017), pembedahan yang dilakukan di sebuah klinik di Sydney, Australia diduga kuat tak sesuai prosedur.Â
Jean Huang yang berusia 35 tahun mengalami serangan jantung saat menjalani bedah kosmetik yang dilakukan oleh Jie Shao, yang belakangan tak punya izin untuk melakukan prosedur operasi. Ia bahkan bukan dokter bedah. Â
Advertisement
Shao yang digambarkan sebagai 'turis China' dalam laporan tersebut, diduga mengoperasi Huang dengan anestesi lokal dan melakukan breast filller untuk mempembesar payudara korban pada 30 Agustus 2017 lalu.
Mengetahui ada kesalahan dalam prosedurnya, pelaku yang berusia 33 tahun itu mencoba memberikan resusitasi jantung pada pasien.
Petugas paramedis yang tiba tak lama kemudian berhasil menyelamatkan nyawa Huang. Namun, dia meninggal di rumah sakit dua hari kemudian.
Shao memiliki gelar Master dari sebuah universitas di Inggris dalam bidang dermatologi. Kendati demikian dia tak memenuhi syarat untuk melaksanakan prosedur operasi payudara di Australia.
Dia didakwa atas kasus kelalaian yang menyebabkan luka dan menggunakan racun yang membahayakan kehidupan orang lain.
"Shao telah memberikan dosis anestesi yang salah saat melakukan operasi," ujar jaksa penuntut di pengadilan.
Jaminan yang diajukan Shao ditolak. Ia dijadwalkan hadir di pengadilan bulan depan. Sebelum ditahan, ia sudah berada di Australia selama lima bulan.
Tren Aneh Merebak, Apit Pulpen di Payudara
Sebelumnya, muncul tren melalui media sosial China. Memperlihatkan para wanita memamerkan sebagian anggota tubuh mengapit pulpen sebagai bukti kemontokan buah dada mereka.
Para perempuan itu seakan berlomba mengapit benda yang lebih besar. Seperti bolpen, kuas rias, bahkan botol air. Hingga kini topik yang sedang trending ini telah menarik perhatian 1,24 juta orang, dengan lebih dari ribuan komentar.
Dikutip Daily Mail, pada 20Â Januari 2016, unggahan pertama diduga muncul melalui media sosial China, Weibo pada 6 Januari lalu, dengan tagar #carrypenunderbreast atau apit pulpen di payudara.
Tren ini juga memunculkan tagar lainnya seperti 'new standard for a godess' (standar terbaru untuk seorang dewi) dan 'only real women can do this' (hanya wanita sejati bisa melakukan ini).
Sebagian besar wanita yang mengunggah foto mereka, hanya memperlihatkan bagian bawah payudara dengan mengapit berbagai macam barang. Tren ini diduga bermula di Jepang dan dengan cepat menjalar ke China.
Berbagai reaksi pun bermunculan, ada yang menentang dan bahkan membanggakan.
Akun Er Bi Bu Shi Ji Pin menulis dengan tagar #carrypenunderbreast," Sebenarnya apa standar untuk menjadi wanita sejati? Belum lama ini, warga Jepang membuat standar terbaru, dengan mengapit pulpen di payudara. Hanya ketika Anda bisa melakukan itu, akan dianggap sebagai wanita sejati?"
Sementara itu Dao Yu ii mengatakan, "aku tak percaya dengan semua ini."
Seorang netizen bernama Ai Tian Yi Sheng menulis,"aku tak bisa melakukannya, apa itu berarti aku bukan seorang wanita sejati?"
Sementara akun Bin Chun Hu Die Fei mengunggah fotonya mengapit pulpen pada payudara dan dengan bangga mengatakan,"aku tidak bisa menyentuh pusarku dari belakang, aku juga tidak bisa membawa telur pada tulang selangka. Hal ini menandakan bahwa aku adalah orang gemuk. Beruntung, tren ini menyelamatku."
Namun, hingga kini belum ada kebenaran atas klaim terhadap tren ini.
Kegilaan ini merupakan salah satu dari tren aneh yang muncul belakangan ini di China.
Tren lain yang ramai dilakukan wanita adalah mengunggah foto mereka dengan menopang sejumlah koin pada tulang selangka mereka untuk menguji bentuk tubuh-- semakin banyak koin, semakin baik bentuk tubuh Anda.
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement