Bunuh dan Bakar Anjing, Pria Asal Thailand Digebuk Tetangga

Pria tersebut dilaporkan menangkap lima anak anjing yang baru dilahirkan untuk dijadikan santapan makan malam.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Sep 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 15:30 WIB
Anjing
Ilustrasi anjing peliharaan. (Sumber Pexels/ranah publik)

Liputan6.com, Bangkok - Seorang pria berusia 32 tahun ditangkap oleh kepolisian Thailand akibat tindak kekerasan yang ia lakukan terhadap hewan. Bertempat di Distrik Pluak Daeng Rayong, pria tersebut berhasil diamankan dengan dugaan pembunuhan seekor anjing betina.

Dikutip dari laman Asia One, Kamis (14/9/2017), pelaku yang diketahui bernama Kumpa Somsri diduga telah melakukan kekerasan pada seekor anjing betina yang kala itu baru melahirkan lima ekor anaknya.

Ia ditangkap di apartemen sewaannya karena diduga memukul anjing tersebut dengan kepala cangkul. Tak berhenti di situ saja, perilaku keji itu terus berlanjut.

Pria tersebut dilaporkan menangkap lima anak anjing yang baru dilahirkan untuk dijadikan santapan makan malam. Lima ekor anak anjing itu dibakar hidup-hidup di tengah jalan dan dilihat oleh puluhan warga yang melintas.

Warga yang melihat kejadian tersebut sempat melarang Somsri untuk menghentikan aksi gilanya.

Salah satu tetangga Somsri yang melihat kejadian itu langsung naik pitam. Tanpa bicara banyak, sebuah pukulan mendarat di wajah Somsri. Wajah pelaku pun langsung memar akibat hantaman yang cukup keras.

Kini, polisi masih melakukan proses pemeriksaan kepada Somsri. Jika ditemukan pelanggaran hukum, maka ia akan menanggung segala perbuatan yang ia lakukan.

 

Festival Makan Daging Anjing

Juni lalu, sebuah festival makan daging anjing yang kontroversial, kembali digelar di Yulin, China. Kegiatan itu tetap dilanjutkan, meski pada tahun lalu terdapat laporan bahwa acara itu akan diberhentikan.

Festival Leci dan Daging Anjing merupakan kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun di Provinsi Gunagxi saat musim panas.

Pada awal tahun ini, pegiat AS mengklaim bahwa penjual telah diberi tahu oleh pihak berwenang untuk tak menjual daging anjing. Namun, mereka mengatakan tak mendengar apa pun dari pejabat setempat.

Hingga akhirnya pada 15 Mei 2017, pejabat kota mengonfirmasi tidak ada larangan untuk menyelenggarakan festival.

Pada 21 Juni 2017, terdapat laporan bahwa daging anjing mulai digantung di kios-kios di Pasar Dongkou, yakni pasar terbesar di Yulin. Ada juga yang menyebut festival itu dijaga ketat oleh polisi.

Dikutip dari BBC, seorang aktivis di Yulin mengatakan, ia dilarang masuk ke Pasar Dashicang yang diyakini menjadi tempat dijualnya anjing hidup. Pada tahun-tahun sebelumnya, terdapat baku hantam saat aktivis mencoba menyelamatkan anjing-anjing dari pemilik kios.

Sebenarnya Yulin bukan merupakan konsumen daging anjing terbesar di Provinsi Guangxi. Kota itu mendapat perhatian nasional dan internasional setelah festival daging anjing diadakan sekitar 10 tahun lalu.

Banyak yang menuduh bahwa anjing di China tak diperlakukan dengan baik. Mereka dibunuh secara brutal. Beberapa aktivis bahkan menyebut anjing yang dikonsumsi untuk festival merupakan hasil curian.

Protes terhadap festival daging anjing pun datang baik dari dalam dan luar negeri. Jumlah anjing peliharaan di China telah meroket dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut secara bertahap mengubah banyak pendapat orang tentang memakan daging anjing.

 



Simak video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya