Jenderal Rusia Tewas Dimortir ISIS

Letjen Valery Asapov berada di Suriah untuk membantu komando operasi pembebasan kota Deir ez-Zor. Ia tewas dimortir militan ISIS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Sep 2017, 13:17 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 13:17 WIB
ilustrasi tewas
(Ilustrasi)

Liputan6.com, Moskow - Seorang letnan jenderal Rusia tewas terbunuh oleh serangan mortir ISIS di Suriah saat dirinya tengah membantu militer negara pimpinan Bashar al-Assad tersebut.

"Letnan Jenderal Valery Asapov berada di Timur Tengah dan tengah berada di pos komando pasukan Suriah," demikian keterangan dari Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin (25/9/2017).

"Akibat tembakan mortir tiba-tiba oleh militan ISIS, Letjen Valery Asapov terluka parah karena terkena ledakan," jelas Kementerian Pertahanan Rusia dalam keterangan tertulisnya.

Keberadaannya di Suriah bertujuan untuk membantu para komandan dalam operasi pembebasan kota Deir ez-Zor. Sosoknya dikabarkan menderita luka parah pasca-serangan mortir yang dilancarkan ISIS pada hari Minggu waktu setempat.

Asapov adalah salah satu penasihat militer senior Rusia yang bepergian ke Suriah untuk membantu militer negara itu. Dan dia adalah salah satu dari sejumlah orang yang tewas dalam serangan tersebut.

Sementara itu, Russia Today melansir bahwa sebagai bentuk pengakuan atas jasa-jasanya, Letjen Asapov akan diganjar gelar anumerta.

Sebelumnya, pada September lalu, Angkatan Bersenjata Suriah melalui kerja sama dengan Angkatan Udara Rusia berhasil menghancurkan pengepungan Deir ez-Zor oleh ISIS. Dengan direbutnya jalan raya antara Deir ez-Zor dan Palmyra dari tangan ISIS, bantuan kemanusiaan akhirnya dapat menjangkau warga setempat.

Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia pada Agustus lalu mengatakan, sejak dimulainya intervensinya di Suriah pada tahun 2015 hingga hari ini telah 34 tentara yang tewas. Dan pada awal September, mereka mengumumkan dua prajuritnya kembali terbunuh.

Seiring dengan kematian Asapov, jumlah tentara Rusia yang meninggal di Suriah meningkat menjadi 37 orang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya