Eks PM Thailand yang Buron Berada di Dubai

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha mengonfirmasi keberadaan Yingluck Shinawatra di Dubai.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 28 Sep 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2017, 15:00 WIB
Eks PM Thailand Yingluck Shinawatra
Eks PM Thailand Yingluck Shinawatra (AP Photo/Sakchai Lalit, File)

Liputan6.com, Bangkok - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha mengatakan, penyelidikan awal menunjukkan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang buron kini berada di Dubai, Uni Emirat Arab.

Seperti dilansir The Washington Post yang mengutip The Associated Press pada Kamis (28/9/2017), pernyataan tersebut dilontarkan PM Chan-ocha menanggapi pertanyaan awak media. Ini adalah kali pertama, pemimpin Thailand itu menyingkap tabir keberadaan Yingluck sejak perempuan itu meninggalkan Thailand bulan lalu.

"Dia berada di Dubai," kata PM Chan-ocha seperti dikutip dari Channel News Asia.

Ia menambahkan, "Polisi sekarang akan bertindak dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri serta Interpol."

Kakak Yingluck, eks PM Thaksin Shinawatra diketahui memiliki sebuah kediaman di Dubai.

Menurut Chan-ocha, informasi keberadaan Yingluck di Dubai didapat dari laporan awal yang diperoleh Kementerian Luar Negeri Thailand.

Hingga kini, otoritas Dubai belum memberikan komentar terkait isu ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dihukum 5 Tahun Penjara

Kabar terkait keberadaan Yingluck di Dubai ini muncul setelah Mahkamah Agung Thailand secara in absentia menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepadanya. Perempuan itu dinyatakan bersalah atas skema subsidi beras yang memicu kerugian negara.

Prayuth meminta warga Thailand untuk tetap tenang dalam menghadapi sanksi yang diberikan kepada Yingluck. Hukuman tersebut, dinilai telah menjatuhkan popularitas keluarga Shinawatra yang telah memenangkan lima kali pemilihan umum dan menjadi kekuatan dominan di Thailand.

Dalam persidangan terbaru, hanya terdapat 75 pendukung Yingluck Shinawatra yang hadir. Hal itu kontras dengan ribuan pendukung yang datang dalam sidang pengadilan pada Agustus lalu.

Baik Yingluck dan Thaksin, mengklaim bahwa mereka ada korban perburuan oleh militer, keluarga kerajaan, kelas menengah, dan kaum elite.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya