Liputan6.com, Massachusetts - Seorang pustakawan sekolah di Massachusetts menolak mentah-mentah donasi buku dari Melania Trump setelah First Lady itu mengantarkan paket buku dalam rangka merayakan National Read A Book Day.
Pustakawan di sekolah dasar itu menjelaskan alasan mengapa ia menolak 10 set buku Dr Seuss dari Melania. Dalam blognya, ia menulis, dirinya tidak setuju dengan tindakan dan kebijakan pemerintah Trump. Demikian seperti dikutip dari Telegraph pada Jumat (29/9/2017).
Pada awal bulan ini, Gedung Putih mengatakan, pihaknya tengah bekerja sama dengan Departemen Pendidikan untuk mengidentifikasikan sekolah mana yang meraih nilai tinggi yang melampaui standar. Sekolah berprestasi itu berhak mendapatkan donasi 10 buku.
Advertisement
Pustakawan Sekolah Dasar Cambridgeport Liz Phipps Soiero mempertanyakan alasan mengapa hanya sekolah berprestasi yang mendapat donasi buku, terlepas dari kenyataan bahwa sekolahnya terpilih untuk menerima sumbangan buku The Cat in the Hat.
Dengan mempertanyakan alasan Gedung Putih itu, Soiero juga menolak donasi tersebut.
"Aku bekerja di distrik di mana sumber pengetahuan itu banyak sekali... itu yang membuat sekolah kami mendapat predikat berprestasi," tulis Soiero dalam blognya.
"Murid-muridku bisa mengakses perpustakan sekolah yang memiliki 9.000 buku dan seorang pustakawan yang lulus dari jurusan ilmu perpustakaan," lanjutnya.
Menurut pustakawan perempuan itu, Gedung Putih dan Melania Trump seharusnya memberi buku-buku kepada sekolah yang jauh lebih membutuhkan dan kondisi perpustakaannya tidak semewah seperti sekolahnya.
"Mengapa Anda tidak memberikan buku-buku donasi itu untuk masyarakat yang kekurangan dana dan kurang mampu yang dipinggirkan oleh kebijakan yang diberlakukan oleh Menteri Pendidikan Betsy DeVos?" kecam sang pustakawan.
Dia juga menawarkan daftar bacaan Melania Trump untuk memberinya "jendela pengetahuan tentang anak-anak yang terkena dampak kebijakan pemerintahan suaminya."
Dia menjelaskan, "Anda dan suami Anda memiliki dampak langsung pada kehidupan anak-anak ini. Luangkan waktu untuk belajar dan menghargai mereka. Semoga Anda membagikan buku-buku ini bersama keluarga Anda dan dengan anak-anak di seluruh negeri. Dan saya mendorong Anda bertemu pustakawan setempat untuk mendapatkan lebih banyak rekomendasi buku untuk Anda."
Sekolah Umum Cambridge mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Nona Soeiro "tidak berwenang untuk menerima atau menolak buku-buku yang disumbangkan atas nama sekolah atau distrik sekolah".
Sekolah itu juga telah menasihatinya tentang kebijakan menggunakan sumber daya publik untuk kepentingan politik.
Melania Trump dan Buku
Salah satu cara Melania Trump untuk meraih perhatian publik adalah menunjukkan sisi keibuan dari dirinya. Apalagi, sebagai seorang model, dia tak pernah terlibat berbagai acara sosial tentang pendidikan anak. Hal yang kontras dibandingkan dengan para First Lady pendahulunya.
Dengan demikian, dalam tampilan solo perdananya sebagai First Lady, Melania membacakan buku untuk anak-anak.
Perempuan kelahiran 26 April 1970 itu mengunjungi bangsal rumah sakit anak untuk membacakan mereka buku cerita. Melania meninggalkan kediaman pribadinya di Trump Tower dengan membawa kardus putih berisi buku cerita anak-anak karya Dr Seuss. Ia lantas menuju New York Presbyterian Hospital di Manhattan untuk memperingati Hari Buku Dunia yang jatuh setiap tanggal 2 Maret.
"Saya datang untuk mendorong Anda membaca dan memikirkan apa yang ingin Anda capai dalam hidup ini," ujar Melania yang tampil chic mengenakan sepatu stiletto dan sebuah cincin berlian besar.
"Kita akan membaca beberapa buku hari ini. Jadi, kalian tahu hari apa ini? Ini adalah Hari Buku Dunia," imbuhnya di hadapan pasien anak.
Ibu dari Barron Trump itu pun mulai membacakan cerita karangan Dr Seuss yang berjudul "Oh, the Places You'll Go!". Ia mengaku buku tersebut merupakan favoritnya.
Advertisement