Anggota Parlemen Inggris Kecam Rompi Rp 2,6 Juta Pangeran George

Bagi anggota parlemen Inggris, anak sekecil George tidak pantas memakai rompi mahal.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Okt 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2017, 13:33 WIB
Pangeran George Sekolah
Pangeran George bersalaman dengan kepala sekolah Helen Haslem saat tiba Thomas's school di Battersea, London, Inggris (7/9). Pengeran Goerge tidak ditemani ibunya Kate Middleton yang sedang hamil. (Richard Pohle/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, London - Keluarga Kerajaan Inggris salah satu monarki paling disorot di dunia. Banyak yang kagum dan memuji. Namun, tak sedikit yang mengkritik apa pun yang dilakukan oleh mereka. Ibaratnya, sehelai rambut jatuh pun tak lepas dari omongan.

Namun, apa yang terjadi apabila sorotan atau kritikan ditujukan kepada si pangeran cilik, George? Itu bisa saja terjadi.

Kritikan itu datang dari Anggota Parlemen Kensington, Emma Dent Coad. Di saat semua orang memuji imutnya Pangeran George di hari pertama sekolah, tapi tidak bagi Nyonya Coad.

"Ketika Pangeran George pergi ke sekolah pertama kalinya, mereka (media) menyorot rompinya. Anda tahu, itu harganya 150 pound sterling (Rp 2,6 juta). Hanya untuk sebuah rompi!" kata Coad seperti dikutip dari News.com.au pada Senin (2/10/2017).

"Harga segitu bisa memberi makan satu keluarga dengan empat anak... itu jelas buat saya marah. Dan buat orang Inggris lainnya kesal," lanjutnya. Dent Coad juga menambahkan, anak sekecil George tidak pantas menggunakan baju semahal itu biar pun dia seorang pangeran. 

Anggota parlemen yang menjuluki dirinya 'mimpi buruk bagi Kerjaan Inggris' itu juga mencela ayah Pangeran George-- Pangeran Williams-- dan kakeknya, Pangeran Charles dan juga buyutnya, Pangeran Philips.

Komentar Coad yang terkenal dengan anti-monarki mengemuka setelah penasihat parlemen dari Partai Buruh, Ken Ritchi juga mengkritik penampilan Pangeran George.

"Perhatian media tersorot ketika Pangeran Geogre memulai hari pertama sekolah. Kita tak pernah tahu, bagaimana anak itu tumbuh kelak. Apakah seburuk kakeknya atau kekek buyutnya... atau.. membosankan seperti ayahnya."

"Yang kita tahu George akan jadi raja, kecuali kita mengubah sistem atau si George terkena penyakit keras atau tewas gara-gara kecelakaan," kata Ritchi.

"Kita bisa saja menghilangkan mereka semua, jika kita tak menyukainya... lewat sebuah pemilu tentunya. Saya tidak menyarakan perbuatan drastis apa pun," ujar Ritchi.

Sementara itu, Nyonya Dent Coad mengamini perkataan koleganya itu.

Ini bukan kali pertama Coad mencela Royal Family.

Beberapa waktu lalu, politisi perempuan dari Partai Buruh sempat membuat pernyataan nyelekit tentang Pangeran Harry. Padahal perkataannya itu salah.

Coad mengklaim Harry gagal mengikuti ujian pilot helikopter dan tak pernah ikut perang sama sekali.

Coad juga menuduh Pangeran Philip telah menyelingkuhi Ratu Inggris dan memanggil Duchess of Cambridge atau Kate Middleton adalah perempuan bodoh, dan vulgar.

Pangeran George di Sekolah

Selama George di sekolah, embel-embel 'pangeran' dihilangkan. Nama lengkap cucu mendiang Putri Diana tersebut adalah George Alexander Louis, dengan gelar kebangsaan Yang Mulia Pangeran George.

Meski begitu, tampaknya George ingin menyesuaikan dirinya dengan teman-teman sebaya. Dari papan nama yang tertera dibagian tas, nama pangeran adalah 'George Cambridge'.

Papan nama pada bagian tas tersebut memang lazim digunakan oleh siswa-siswi di Inggris sebagai tanda pengenal. Terlebih George adalah siswa baru, sehingga harus mengenakan atribut secara lengkap.

Saksikan video pilihan tentang Pangeran George berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya