Jerman Peringati 27 Tahun Penyatuan Wilayah Barat dan Timur

Dalam memperingati 27 tahun penyatuan Jerman Barat dan Timur, Kedubes Jerman turut menggelar peringatan tersebut di Jakarta.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Okt 2017, 14:26 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 14:26 WIB
Duta Besar Jerman
Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg menyebut Indonesia sebagai raksasa ekonomi dunia (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Tepat 27 tahun yang lalu, yakni pada 3 Oktober 1990, rakyat Jerman bersuka-cita merayakan momentum bersejarah di negaranya. Wilayah Jerman yang sebelumnya terpisah menjadi dua bagian, yaitu barat dan timur, akhirnya kembali bersatu setelah 45 tahun terlibat dalam konflik berkepanjangan.

Peringatan hari penyatuan kedua wilayah itu rupanya tak hanya dirasakan oleh warga yang berada di Jerman saja. Sukacita perayaan itu pun dirasa hingga Tanah Air.

Melalui kantor perwakilannya, pemerintah Jerman mengadakan peringatan Hari Penyatuan Jerman Barat dan Timur di Kempinsky Grand Ball Room Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017 malam.

Dalam perayaan tersebut, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg menyampaikan rasa bahagianya atas kehadiran tamu undangan pada peringatan Hari Penyatuan Jerman.

"Saya sangat bahagia karena dapat hadir di tengah-tengah tamu undangan. Berbicara soal hubungan Indonesia dan Jerman, kedua negara sudah menjalin kerja sama sejak lama," ujar Dubes Michael.

"Indonesia dan Jerman punya komitmen yang kuat dalam menciptakan hubungan yang baik di masa mendatang. Salah satunya keikutsertaan kedua negara dalam G-20," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Michael juga mengapresiasi cara yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga iklim dan keamanan dunia.

Ia juga menyampaikan bahwa kini Indonesia sudah menjadi raksasa ekonomi dunia. Dubes Michael menambahkan, sudah ada banyak penandatanganan kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Jerman, meski tak dipaparkan secara detail.

"Selain itu, saya turut mengapresiasi tingginya minat mahasiswa Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman," ujar Michael.

Dalam acara tersebut, hadir pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Wiranto.

"Mewakili pemerintah, saya mengucapkan selamat atas peringatan Hari Penyatuan Jerman," ujar Wiranto.

"Saya juga turut menyampaikan selamat atas suksesnya pemilu yang dilaksanakan beberapa hari lalu. Tentu kami semua berharap pemerintah Jerman dapat melayani masyarakatnya dengan baik," ujar Wiranto.

Selain Menkopolhukam, hadir pula mantan Presiden RI yang pernah menimba ilmu di Jerman, B.J Habibie. Pada sambutannya, Dubes Michael menyebut bahwa Habibie adalah salah satu contoh anak bangsa yang sukses dalam menempuh kariernya.

Sekilas Penyatuan Jerman Barat dan Timur

Jerman Barat dan Jerman Timur berpisah selama 45 tahun, sejak Perang Dunia II berakhir. Saat itu, Jerman terbagi menjadi empat zona kekuasaan, yakni zona milik Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet.

Namun pada akhirnya, zona tersebut mengerucut menjadi dua bagian, yakni Zona Barat yang dikuasai dipegang AS beserta sekutu dan Zona Timur yang dipegang Uni Soviet. Demikian yang dimuat Findingdulcinea.com.

Pada 1952, Jerman Timur yang berpaham komunis menutup perbatasan dengan Barat. Sembilan tahun kemudian, tembok Berlin dibangun oleh Republik Demokratik Jerman tersebut agar penduduknya tidak lari ke pasar perdagangan Jerman Barat demi mencegah ekonomi kalah bersaing dengan AS dan sekutu. Namun langkah ini justru membuat perekonomian Jerman Timur mengalami krisis.

Pada 1989, negara tetangga, Hungaria yang ketika itu juga berpaham komunis membuka perbatasan dengan Austria, yang membuka jalan lebar bagi warga Jerman Timur untuk melarikan diri ke Jerman Barat yang saat itu menjadi negara Republik Federal.

Pada November 1989, Uni Soviet yang kala itu dipimpin Mikhail Gorbachev mengubah haluan Jerman Timur untuk berdamai dan bersatu dengan Jerman Barat.

Sementara itu, hasrat penduduk Jerman Timur untuk menuju Barat semakin besar. Pemerintah Jerman Timur mulai melonggarkan aturan bepergian ke Barat melewati perbatasan.

Hingga pada akhirnya, sedikit demi sedikit warga Jerman Timur menghancurkan Tembok Berlin. Alih-alih mencegah, pemerintah Jerman Timur memutuskan untuk membuka perbatasan tersebut. Buldozer dikerahkan untuk menghancurkan tembok. Warga dari kedua sisi, baik Barat dan Timur yang berkumpul saat penghancuran pun senang, karena akhirnya mereka bisa bersatu.

Jatuhnya Tembok Berlin merupakan awal dari Reunifikasi Jerman, yang ditandatangani oleh perwakilan pihak Barat dan Timur pada 3 Oktober 1990.

Penghancuran tembok ini kembali diteruskan setelah Reunifikasi Jerman sampai akhirnya selesai bulan November 1991. Hanya sedikit bagian tembok dan menara tetap dipertahankan, sebagai tempat memorial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya