Gara-Gara Nikahi Gadis Rohingya, Pemuda Bangladesh Diburu Polisi

Pelaku yang diketahui bernama Shoaib Hossain Jewel (25) dilaporkan telah menikahi gadis Rohingya yang masih berusia 18 tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Okt 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 20:40 WIB
Pemerintah RI Alokasikan Dana Bantuan Untuk Pengungsi Rohingya
Seorang wanita etnis Rohingya terlihat sedih di tempat penampungan, Kuala Langsa, Aceh (25/5/2015). Berdasarkan data pemerintah, pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang berada di Aceh jumlahnya 1.759 orang. (Reuters/Nyimas Laula)

Liputan6.com, Dhaka - Kepolisian Bangladesh tengah mencari seorang pria yang dilaporkan telah menikahi seorang wanita pengungsi Rohingya. Pelaku yang kini telah melarikan diri tersebut dianggap telah melanggar aturan yang melarang warga Bangladesh untuk menikahi pengungsi Rohingya.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (9/10/2017), dikabarkan lebih dari setengah juta pengungsi dari Rakhine telah menyeberang perbatasan dan bermukim di Bangladesh.

Hal ini disebabkan oleh tindak kekerasan yang dilakukan oleh tentara Myanmar sejak 25 Agustus lalu di wilayah Rakhine. Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri menggambarkan kejadian ini sebagai upaya pembersihan etnis.

Pelaku yang diketahui bernama Shoaib Hossain Jewel (25) tersebut dilaporkan telah menikahi gadis Rohingya yang masih berusia 18 tahun bernama Rafiza. Pihak kepolisian mengatakan, keduanya telah kabur sejak menikah pada September lalu.

"Kami mendengar ada seorang wanita Rohingya yang dinikahi oleh pemuda Bangladesh. Maka dari itu, tim polisi langsung mencari tahu kebenaran dengan mendatangi langsung rumah pelaku," ujar Khandeker Imam Hossain, Kepala Polisi wilayah Singair.

"Setibanya di rumah pelaku, kami tak menemukan siapa-siapa," tambahnya.

Pada tahun 2014, pemerintah kota Dhaka melarang perkawinan antara warga Bangladesh dengan pengungsi Muslim Rohingya, menyusul klaim yang mengatakan bahwa etnis Rohingya tengah berusaha mendapat kewarganegaraan dari Bangladesh.

Jewel Babul Hossain, ayah dari pria tersebut mengatakan bahwa masalah kewarganegaraan bukan menjadi motif anaknya menikahi Rafiza.

"Jika orang Bangladesh ingin menikahi seseorang yang memiliki kepercayaan Kristen atau wanita dari agama lain, kenapa tidak?," ujar Hossain.

"Intinya, dia hanya menikahi seorang Muslim yang berlindung di Bangladesh," tambahnya.


Awal Mula Perjumpaan

Surat kabar Dhaka Tribune menulis, pria tersebut adalah seorang guru madrasah yang jatuh cinta kepada Rafizah setelah keluarganya melarikan diri dari serangan kekerasan terakhir yang terjadi di Myanmar.

Saat Rafizah dan keluarga lainnya dibawa ke kamp pengungsian utama di distrik Cox's Bazar oleh polisi, pria tersebut tak bisa diam.

Guru madrasah itu langsung menyusul Rafizah dan menemui orang tuanya agar diberi restu untuk menikah putri mereka.

Kejadian ini mulai tercium oleh polisi Bangladesh, setelah berita pernikahan keduanya telah tersebar dari mulut ke mulut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya