Liputan6.com, Paris - Banyak cara dilakukan untuk menurunkan berat badan. Pasalnya, industri mode berperan penting untuk ditiru setiap orang. Banyak model dibilang kurus kering sehingga mayoritas wanita pun ingin seperti itu.Â
Tahun ini, Prancis mulai menerapkan undang-undang yang melarang model kurus kering dan terlihat kurang gizi. Bahkan, Negeri Fashion itu mewajibkan para model memiliki sertifikat dari dokter bahwa mereka sehat dan pantas untuk bekerja.
Tak cuma itu, undang-undang terbaru Prancis itu melarang manipulasi digital yang membuat model tampak lebih kurus daripada aslinya. Ini adalah langkah dramatis untuk mencegah meningkatnya epidemik eating disorder yang makin merebak di Barat.
Advertisement
Baca Juga
Dengan semakin banyaknya individu yang berusaha mencapai standar kecantikan, tidak mengherankan jika gimmicks dan penipuan penurunan berat badan telah mencapai proporsi epik.
Namun, yang mengejutkan, upaya radikal dan sesat tentang penurunan berat badan telah terjadi selama sejarah.
Berikut adalah 5 metode mengerikan demi menguruskan badan sepanjang sejarah. Liputan6.com mengutip dari Toptenz.net pada Minggu (3/12/2017):Â
1. Perempuan Era Victorian Makan Cacing Pita
Era Victoria, yang berlangsung kira-kira antara tahun 1830-an sampai 1900, dikenal dengan standar kecantikannya. Yang paling menonjol, wanita kaya mengenakan rok berlapis-lapis berlapis yang memiliki bentuk sarang lebah. Bagi wanita di zaman Victoria, masuk ke pakaian itu merupakan perjuangan tersendiri.
Sebagian besar wanita Era Victoria menggunakan korset pengikat dengan tujuan mencapai ukuran pinggang 16 inci agar tampak terlihat terhormat. Organ internal tidak dianggap sangat penting.
Dan sementara korset tidak banyak digunakan saat ini, praktik Era Victoria masih ada, yakni memakan cacing pita.
Konsepnya sama menakutkannya karena menjijikkan. Menelan pil berisi telur cacing pita? Kedengarannya lebih seperti film fiksi ilmiah daripada diet rutin.
Rupanya, sekali menetas, "parasit tumbuh di dalam tuan rumah, menelan sebagian dari apa pun yang dimakan tuan rumah."
Apa yang membuat diet cacing pita begitu menarik bagi banyak orang adalah keyakinan bahwa si empu tubuh tidak harus mengubah gaya hidup atau kebiasaan makan sama sekali.
Teori ini berpendapat bahwa menelan cacing pita memungkinkan si pemilik tubuh menurunkan berat badan dan makan tanpa mengkhawatirkan asupan kalori. Tidak banyak bukti yang mendukung klaim ini. Namun bagaimanapun, teori tersebut tetap ada bahkan dengan "selebritas" seperti Khloe Kardashian yang menyarankan diet ini.
2. Cuka Agar Tetap Langsing
Khloe Kardashian bukanlah satu-satunya selebritas yang menggunakan status mereka dengan mempromosikan metode penurunan berat badan yang tidak sehat.
Selebriti telah lama menggunakan platform mereka untuk membentuk atau secara tidak sengaja mempromosikan diet penurunan berat badan yang tidak bijaksana.
Salah satuya adalah Lord Byron. Penyair dan politisi era Romantis, Byron sangat memperhatikan sosoknya dan mempopulerkan diet berbasis cuka.
Meski efek sampingnya termasuk muntah dan diare, Byron akan minum cuka setiap hari dan memakan kentang yang direndam dalam cairan yang menyengat. Cara itu dimaksudkan untuk membersihkan tubuhnya, karena Byron percaya bahwa dia memiliki "kecenderungan mengerikan badannya akan menggemuk."
Segera setelah kebiasaannya diketahui, seorang kritikus yang mencatat, "Wanita muda kita menjalani semua masa muda mereka yang sedang tumbuh dalam kelaparan."
"Masa muda sangat dipengaruhi oleh Byron sehingga mereka memulai diet yang terdiri dari cuka dan nasi. Untuk meniru idola mereka yang tipis dan pucat," tulis kritik itu.
Kebutuhan untuk dianggap setipis begitu besar pada masa itu. Bahkan, Ratu Victoria pun khawatir berat badannya bertambah.Â
Racun Arsenik hingga Operasi Lidah
3. Meracuni Diri Sendiri dengan Arsenik
Pelopor "pil ajaib" yang saat ini diiklankan adalah obat-obatan, pil, dan ramuan yang menjadi bagian dari bisnis besar penurunan berat badan di Abad ke-19.
Namun, tanpa FDA, pembuat obat abad ke-19 bertanggung jawab untuk memasukkan bahan yang jauh lebih berbahaya - termasuk arsenik.
Bagi yang tidak sadar, arsenik adalah racun membunuh tikus yang akan membunuh manusia jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Studi juga terkait dengan pemaparan yang berkepanjangan atau penggunaan dengan kanker, diabetes, dan penyakit hati.
Masih belum jelas mengapa sebenarnya para pelaku diet percaya bahwa ramuan tersebut akan membantu penurunan berat badan. Namun beberapa ahli percaya, ramuan itu "diiklankan sebagai mempercepat metabolisme, sama seperti amfetamin."
Jumlah arsenik yang digunakan dalam obat dan pil ini kecil, tapi masih sangat berbahaya bagi pengguna; terutama karena banyak akan mengonsumsi lebih dari jumlah yang ditentukan dengan keyakinan bahwa mereka akan menurunkan berat badan lebih cepat.
4. Hilangkan Lemak dengan Sabun
Ini lagi akal-akalan produsen untuk membohongi siapa pun yang putus asa dengan kelebihan berat badan dengan cara membasuh lemak tubuh dengan... sabun.
Hal itu pernah terjadi pada tahun 1920. Sebuah iklan sabun La-Mar pasang pariwara di koran dengan tagline, "menghapus lemak dan usia tua."
Materi promosinya membuat banyak klaim konyol, menjanjikan pengguna bahwa tidak perlu "diet atau olahraga. Jadilah setipis yang Anda inginkan."
Meski demikian janji sabun La-Mar bukanlah hal yang keterlaluan dibandingkan dengan banyak rencana diet saat ini.
Hal yang menakjubkan dan mengerikan adalah La Mar tidak sendirian: La Parle dari Amerika Serikat memiliki klaim yang sejenis.
5. Diet Tongue Patch (Tambalan Lidah)
Tongue Patch Diet ini konon digagas oleh ahli bedah asal Beverly Hills yaitu Dr. Nikolas Chuga.
Prosesnya yaitu dengan menjahit semacam tambalan dari bahan bernama marlex ke lidah agar saat makan makanan berat yang berwujud padat, maka lidah kita akan kesakitan. Jadinya, kita akan enggan makan dan memilih asupan berupa cairan saja.
Dokter Chunga mengganjar diet pilihannya ini sekitar US$ 2.000. Operasi penambalannya sendiri hanya berlangsung selama 10 menit. Dia mengklaim pengguna bisa turun hingga 18-20 pounds atau 8 hingga 10 kilo sebulan.
Diet ini paling sering ditemukan di Venezuela. Namun, tercatat juga di Amerika Serikat.
Advertisement